Selasa, 31 Januari 2012

Forum EM Edisi III




EM4 Pelopor Pertanian Organik

Siapa tak kenal Teknologi Effective Microorganisms (EM4) dalam dunia pertanian, karena produk asal Jepang ini salah satu pelopor pertanain organik di Dunia

Pertanian organik sebenarnya  sudah sering didengar Sugeng (40) petani asal Desa Sudimoro, Kec. Sidomulyo, Kab. Candimulyo Magelang Jawa Tengah. Namun untuk beralih ke sistem yang bebas kimia itu, ia masih ragu - ragu, jangan-jangan hasil produksi padinya menurun dan gagal.

Berkali-kali disarankan menggunakan pupuk organik, berkali-kali pula ditolaknya. Sekarang ini, pupuk bersubsidi sedang langka, walaupun ada di pengecer harganya cukup mahal. Sugeng yang memiliki lahan sawah sekitar 1 hektar ini, pusing tujuh keliling mencari pupuk.

Sedang Abi Royani (41) petani  yang sudah lama mengusung organik dengan teknologi EM4, tak terpengaruh dengan kondisi perpupukan yang carut marut, bahkan produksi padi terus meningkat dan mampu menembus angka 8 - 10 ton/ha. Bagi Abi, 10 ton/ha masih belum ideal, menurutnya ia akan memaksimal hingga mencapai 12 ton/ha.

Sedang Sugeng yang menggunakan pupuk kimia dengan dosis yang terus ditambah, hanya mampu menghasilkan padi sebanyak, 5 – 6 ton/ha. Hal ini disebabkan, karena penggunaan pupuk kimia akan terjadi kejenihan peningkatakan produksi padi (levelling off), pemakaian pupuk yang berlebihan meskipun dosis pupuk yang digunakan semakin tinggi tetapi peningkatan produksi yang diperoleh semakin menurun.

 Perbedaan yang cukup mencolok dengan sistem pertanian organik. ‘’Kalau mau jujur, untuk beralih ke pertanian organik tak serta merta produksi bertambah, bisa jadi mengalami penurunan produksi pada awal-awalnya. Karena sistem ini, harus memperbaiki dulu kondisi tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia. Dan setelah itu, secara bertahap produksi akan meningkat tergantung bokashi yang ditanam dilahan tersebut. Semakin banyak semakin baik dan semakin cepat  berproduksi,’’kata Abi.
           
            Karena itulah, Abi selalu mengajak petani lain untuk mengikuti langkahnya menggunakan  EM4 dan beralih ke pertanian organik sehingga petani yang lainnya juga dapat memperoleh manfaat yakni tidak bergantung dengan pupuk kimia.

EM4 Tingkatkan Produksi Pertanian
            Sepintas penggunaan bahan kimia menunjukan hasil memuaskan dalam meningkatkan produksi, namun penggunaan bahan kimia secara terus menerus mempunyai efek merusak tanah, air dan lingkungan. Karena itulah teknologi EM4 merupakan solusi bagi persoalan pertanian sekarang ini.
          
        Teknologi EM4 merupakan bioteknologi yang  sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan, mengurangi atau menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan memanfaatkan sistem alami untuk meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi, menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.
            
         Teknologi yang berasal dari Jepang ini, menggunakan bahan baku alami hasil-hasil limbah pertanian dan pupuk kandang. Bahan-bahan organik yang difermentasi oleh EM4 tersebut, dimasukkan kembali ke dalam tanah sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah.

Effective Microorganisms ( EM ) merupakan kultur campuran mikroorganisme bermanfaat, yang terdiri dari bakteri fotosintetik ( Rhodopseudomanas Sp. ), Sreptomyces Sp., Actinomycetes Sp., Bakteri Asam Laktat ( Lactobacillus Sp. ), dan ragi/yeast ( Sacharomyces Sp. )

Menurut Pakar Pertanian Organik,  G.N Wididana, EM4 bertindak sebagai agen pengendali secara biologis dengan cara menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan  memfasilitatori dekomposisi senyawa beracun di dalam tanah. Teknologi yang menggabungkan berbagai mikroorganisme menguntungkan ini, dapat digunakan untuk meningkatkan penganekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman yang semua ini berarti meningkatkan hasil.          

‘’Perlakukan EM4 ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan kandungan nutrisi  yang dapat diserap oleh perakaran tanaman. Mikroorganisme yang menguntungkan dalam EM4, dapat menyuburkan tanah melalui menyediaan nitrogen bagi tanaman kurang lebih 30%, meningkatkan serapan P tanah dan melarutkan fosfat. Selain itu, mikroorganisme yang berasal dari EM4 juga dapat menghasilkan asam-asam organik yang mampu bereaksi melarutkan meneral-mineral tanah,’’katanya.

Pemberian EM4 ke dalam tanah juga mampu meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme tanah sehingga jumlah dan aktivitas mikroorganisme juga meningkat. Mikroorganisme yang terdapat dalam kultur EM4 juga dapat mengatur keseimbangan mikroorganisme tanaman dan tanah.

Tak hanya itu, peningkatan konsentrasi EM4 menyebabkan populasi mikroorganisme dalam tanah meningkat dan aktivitas penguraian bahan organik berupa gula, alkohol, asam asetat, asam amino dan senyawa organik lain termasuk CO2 juga meningkat.
   
Melihat prilakuk petani yang serba instan dan praktis dalam pemberian pupuk, pupuk yang difermentasi (bokashi) dapat dibuat dalam 4 - 7 hari dan siap dipakai dalam waktu singkat.  Selain itu, pembuatan bokashi tak memerlukan biaya yang mahal, sehingga sangat efektif dan efisien bagi pertanian dalam peningkatan produksi.

 Dimensi Baru Pertanian Modern
Teknologi EM ( Effective Microorganisms ) pertama kali dikembangkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa, seorang guru besar Fakultas Holtikultura University of the Ryukus Okinawa Jepang. Sampai saat ini, Teknologi EM telah dimanfaatkan dan dikembangkan oleh lebih dari 55 negara di dunia.
Teknologi EM berkembang sebagai dimensi baru dalam pertanian modern,  terbukti dengan didirikannya Pusat Penelitian EM yaitu International Nature Farming Research Centre (INFRC) yang berpusat di Atami, Jepang. Pada tahun 1989 diadakan suatu Konferensi Internasional untuk memperkenalkan Teknologi EM ke wilayah Asia Pasifik. Dalam konferensi tersebut dibentuklah APNAN (Asia Pasific Natural Agriculture Network).
Tujuan utama APNAN adalah membentuk suatu jaringan internasional antara para ilmuan dalam wilayah asia pasific, dalam rangka peningkatan penelitian, pendidikan, praktek dan teknologi pertanian alami yang akrab lingkungan. Kegiatan-kegiatan APNAN didasarkan pada prinsip-prinsip pertanian alami yang akrab lingkungan.
Pada tahun 1991 di Brazil dibentuk organisasi SANAN (South American Nature Agricultural Network) yaitu organisasi-organisasi negara-negara Amerika Latin atau Amerika Selatan yang bergerak dalam bidang pertanian alami menggunakan teknologi EM. SANAN menyelenggarakan penelitian dibeberapa negara anggota tentang sistem pertanian dengan biaya rendah (Low Input Farming System) dengan menggunakan teknologi EM.
Keberhasilan penerapan teknologi EM pada pertanian, menelurkan banyak badan atau lembaga peneliti yang mendukung pengembangan teknologi ini antara lain, NFRD (Nature Farming Research and Development Foundation) berpusat di Santa Rosa, Lompoc, California.

Mokichi Okada Foundation Nature Farming Departement  berpusat di Villa Marienna, Sao Paulo, Brazil. Kyusei Nature Farming Societies berpusat di Jepang. Korea Nature Farming Research Center berpusat di Kwonsonku, Suwon, Korea Selatan. 
 Effektive Microorganisme Research Organisation (EMRO)  berpusat di Jepang. EMRO ini, membiayai proyek penelitian dan penerapan teknologi EM dalam skala yang luas dan besar, mensponsori seminar dan konferensi Internasional tantang hasil-hasil penelitian teknologi EM. Di Indonesia sendiri, pengembangan teknologi EM dilakukan sejak tahun 1990 oleh Indonesia Kyusei Nature Farming Sicieties (IKNFS). 
Sekarang ini, EM4 menjadi pelopor pertanian organik di Indonesia terus berkembang di bawah bendera PT. Songgolangit Persada sebagai agen tunggal pemasaran EM4  keseluruh wilayah Indonesia. Jadi tak beralasan jika petani seperti Sugeng ragu-ragu menggunakan teknologi EM4 akan menyebabkan penurunan hasil produksi panen padinya,  sementara Abi Rohani menikmati hasil yang memuaskan. (A) 
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar