Usaha
Buah Strawbery Organik Untung Besar
Walau
belum berpengalaman dalam usaha budidaya buah strawbery, Gede Pinton petani
asal Dusun Asah Gobleg, Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali meraih untung besar bahkan mengalahkan petani
strawbery yang telah berpengalaman.
Pada
perayaan IPSA ke-11 tahun, panitia menjajakan buah strawbery organik yang cukup
laris terjual. Bukan karena dijual
murah, tetapi buah strawbery organik memiliki rasa yang manis dan menyegarkan
yang dibudidaya oleh Gede Pinton.
Cukup menarik
juga budidaya salah satu tanaman buah-buahan beriklim sedang yang banyak
mengandung vitamin C yang setara dengan jeruk dan lemon serta mengandung zat besi yang relatif tinggi
ini. Berbekal pengalaman menerapkan Teknologi EM, nekat membongkar tanaman
bunga pecah seribu yang masih produktif untuk diganti tanaman strawbery organik.
Padahal kebun
itu telah membantu mengepulkan asap dapurnya. Sebagai gantinya dipilih
strawbery, tanaman yang sama sekali tidak pernah diusahakan. Untuk memahami
strawbery, Pinton terlebih dahulu melakukan studi banding ke Desa Pancasari, di
kawasan agrowista Bedugul yang memang terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran
di Pulau Dewata.
Di atas lahan
bekas tanaman bunga pecah seribu seluas 8 are itu Pinton mengeluarkan Rp 7,2
juta. Jumlah yang lumayan banyak untuk ukuran petani dan di tengah lesunya
perekonomian nasional. Modal itu untuk biaya pengolahan lahan, membeli 3000
bibit dan sarana lain. Meski masih pemula hasilnya ternyata mengalahkan petani
yang telah berpengalaman. “Sangat jelas bedanya dibandingkan kebun lain yang
pernah saya lihat,” kata Pinton sambil menunjuk satu tanaman dan membentangkan
sehelai daunnya.
Memang budidaya strawberinya
tumbuh bongsor, daunnya lebar dan berwarna hijau segar alami. Karenanya petani
yang melihat langsung akan berdecak kagum. Pasalnya, pertumbuhan strawbery di atas rata-rata. Saking suburnya tanaman
yang baru berumur dua bulan seperti sudah berumur 4 bulan.
Melihat
perkembangannya, pria berkumis tebal ini yakin modal yang ditanamkan tidak akan
sia-sia dan lebih cepat balik. Keyakinannya cukup beralasan, dua bulan setelah
tanam modalnya sudah kembali Rp 800 ribu hanya dari penjualan bibit. Sedangkan
hasil utama berupa buah pada umur yang baru belajar berbuah. sudah tujuh kali
dengan produksi rata-rata 4-5 kg. Umur produktif tanaman strawbery mencapai 3
tahun bila dipelihara dengan baik. Sepanjang musim kemarau panen buah strawbery
bisa setiap hari.
Sambil menunggu
puncak produksi, Pinton membuat bibit dari sulur-sulur yang tumbuh dari tanaman
pokok. Bibitnya diincar oleh para petani sekitarnya karena subur dan sehat.
Pinton sudah mendapatkan pesanan 2.000 bibit tanaman. Salah seorang pemesan,
Kadek Neksen dihubungi terpisah mengatakan bahwa bibit yang dihasilkan Pak
Pinton sangat bagus sehingga persentase kematiannya kecil.
Harga per bibit dipatok Rp. 1.200 sehingga dari hasil
sampingan ini saja modalnya sudah kembali 2,4 juta rupiah. Satu tanaman paling
sedikit bisa menghasilkan 5 bibit tanaman baru yang sudah siap dipasarkan pada
umur 20 hari. Untuk menghasilkan bibit yang baik Pinton menggunakan Bokashi
Kotaku dicampur dengan tanah sebagai media.
Beberapa pengaruh EM4 yang menguntungkan dalam pupuk bokashi
tersebut seperti dikatakan Kepala Cabang
PT. Songgolangit, Ir. Ilham Rasidi, dapat memperbaiki perkecambahan bunga,
buah, dan kematangan hasil tanaman, memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan
biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah. Meningkatkan
kapasitas fotosintesis tanaman, menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
yang lebih baik serta meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk.
Bagaimana Pinton
yang sejatinya petani jeruk bisa menghasilkan kebun strawbery dengan keuntungan
besar? Pemeliharaan dilakukan biasa-biasa saja, tidak ada cara khusus. Saat
pengolahan lahan ditaburkan pupuk kandang yang sebelumnya disirami EM4. Pupuk
organik Bokashi Kotaku digunakan saat penanaman dengan metode pop up, menabur
di setiap lubang tanam. ‘’Pupuk Bokashi Kotaku mengandung unsur hara yang siap
diserap akar tanaman dan aman meski bersentuhan langsung dengan akar. Resikonya
terlalu tinggi bila menggunakan pupuk kandang karena kemungkinan masih
mengandung penyakit,’’ jelas Pinton.
Lantas berapa
dosis per tanaman? Pria yang menjadi petani sejak usia belasan tahun ini
mengaku tidak ingat, tetapi yang pasti satu bedeng dengan populasi 96 tanaman
menghabiskan dua zak pupuk Bokashi Kotaku. Setelah dikonversikan satu tanaman
mendapat jatah 0,625 kg, satu zak pupuk Bokashi Kotaku berisi 30 kg.
Pemeliharaan selanjutnya berupa penyiraman larutan EM4 sebanyak 200 ml per
tanaman dua kali seminggu pada bulan pertama dan sekali seminggu memasuki bulan
kedua.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar