Ternak Kambing
Tingkatkan Ekonomi
Masyaralat
Adalah potensi yang
sangat luar biasa jika daerah-daerah ingin mengembangkan pembangunan
agrobisnis. Pemerintah bisa memanfaatkan potensi agrobisnis domba/kambing ini
untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Ternak kambing merupakan
ternak yang sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat petani maupun masyarakat
umumnya. Di Indonesia terutama di pedesaan kambing merupakan salah satu ternak
yang sangat banyak dipelihara. baik secara tradisional maupun secarar intensif.
Karena kambing adalah ternak yang sangat mudah dipelihara dan dikembangbiakkan,
baik dengan modal besar maupun dengan modal yang sangat kecil sekalipun.
Karena itu, sudah
sewajarnya budidaya ternak kambing ini harus mulai dilakukan dengan carar intensif, sehingga
dapat menunjang ekonomi keluarga terutama masyarakat di pedesaan.
Kambing sudah lama menjadi
usaha masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan
pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif
mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika
pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan
berat badannya dapat mencapai 50-150 gr/hari.
Usaha ternak di pedesaan
tidak memerlukan modal yang besar, karena dapat dilakukan dengan sistem bagi
hasil (bagi hasil anak), ataupun dengan pembelian induk yang tidak terlalu
mahal bila dibandingkan dengan ternak besar. Penyediaan sumber pakan hijauan
yang ada di pedesaan umumnya cukup berlimpah, seperti rumput, limbah pertanian
(limbah sayuran, tanaman pangan, perkebunan), dan lainnya.
Selain itu, dalam berusaha
ternak kambing tidak perlu memiliki lahan yang luas, hanya diperlukan kandang
(sesuai dengan jumlah yang akan dipelihara), pakan yang dapat diambil dari
kebun, atau digembalakan di lahan-lahan umum (lapangan, di perkebunan, dan
tempat lainnya).
Dalam pemasarannya,
menjelang hari Raya Idul Adha merupakan
moment yang paling ditunggu pedagang kambing.
Banyak sekali pedagang yang jual ternak kambingnya untuk kepentingan qurban. Pada H-7 sudah
banyak sekali para pedagang besar kambing
mengirimkan hewan tersebut ke daerah Jakarta atau kota besar lainnya.
Menghadapi hari Idul Qurban,
petani mendapatkan harga yang cukup lumayan. Minimal domba jantan biasanya
mencapai 1 juta rupiah per ekor, sementara yang agak besar biasanya mencapai 1
juta lebih. Harga domba itu selalu tergantung pada permintaan pasar. Di
kota-kota besar banyak lembaga pemasok hewan yang biasanya selalu butuh
cadangan hewan minimal 1000 ekor setiap bulan. Dengan segmentasi yang
bervariasi, peluang usaha domba atau kambing memang selalu menggiurkan. Belum
lagi kalau bisa memenuhi kebutuhan ekspor.
Sejauh ini, terbuka lebar
potensi peningkatan pemasaran domba dan kambing. Dengan segmentasi pasar
bervariasi berdasarkan klasifikasi kualitas, karakter, umur dan lain-lain yang
selama ini belum sepenuhnya terisi, baik kebutuhan lokal maupun ekspor.
Melihat peluang usaha itu,
upaya pembangunan agrobisnis ternak domba dan kambing kini dibangun dibeberapa
daerah salah satunya di Jawa Barat.
Bukan hanya produk daging, makanan olahan, tetapi juga industri pupuk organik,
pakaian, tas, dan banyak lagi. Pengembangan agrobisnis ternak domba dan kambing
diharapkan pula mampu menjadikan daging ternak ini makin luas,
Gubernur Jawa Barat H.
Ahmad Heryawan menyatakan, Jawa Barat berencana mengekspor daging kambing ke
Uni Emirat Arab (UEA) yang potensi permintaannya mencapai 2.000 ton per hari. "Pasar ekspor ke UEA cukup terbuka. Mereka suka daging kambing
asal Indonesia, khususnya Jawa Barat," kata Ahmad Heryawan. Ahmad
mengungkapkan, permintaan daging kambing asal Jawa Barat disampaikan perwakilan
dagang negara Timur Tengah itu ketika mengunjungi Bandung.
Selain Uni Emirat Arab, beberapa negara Timur Tengah lain juga menyatakan membutuhkan pasokan daging kambing untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri mereka. "Konsumsi daging kambing di Timur Tengah paling tinggi dibandingkan lainnya, sedangkan di Indonesia tertinggi tingkat konsumsi daging sapi," katanya.
Di lain pihak, peluang
ekspor daging kambing ke UEA itu belum dapat terpenuhi karena produksi daging
kambing di Jawa Barat belum memadai mengingat populasi kambing di daerah ini
baru lima juta ekor atau baru untuk mencukupi kebutuhan lokal.
"Kami akan menggenjot populasi kambing di Jabar untuk bisa meraih peluang ekspor," kata Heryawan. Setiap peternak yang selama ini memelihara 3-5 ekor kambing, ditingkatkan menjadi minimal 20 ekor kambing.(AGS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar