Rabu, 01 Februari 2012

Forum EM Edisi I

EM Limbah
Solusi Atasi Limbah Industri
          Pengendalian pencemaran lingkungan merupakan bagian penting sebagai konsekwensi  dari kegiatan industrialisasi. Sebab, jika limbah tidak di treatment dengan baik akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Dan EM Limbah merupakan solusi untuk atasi pengolahan limbah tersebut.

          Limbah merupakan permasalahan yang sering  dihadapi akibat proses industrialisasi. Limbah cair misalnya, banyak mengandung campuran bahan organik terdiri atas nitrogen, karbohidrat, lemak dan protein yang bersifat tidak tetap dan menjadi busuk. Selain itu, limbah juga mengandung bakteri pathogen sehingga membahayakan kesehatan manusia dan mencemari lingkungan.

          Karena itulah, perlu adanya penanganan limbah tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan dan keseimbangan ekosistem. Teknologi EM Limbah telah menjawab problematika ini karena mampu mengurai lemak yang terkumpul di ‘Grease trap’ sehingga larut bersama air limbah. Tak hanya itu EM Limbah juga mampu menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) sehingga air limbah yang telah diolah dapat dimanfaatkan kembali dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Produk EM Pengolahan limbah merupakan kultur EM dengan konsep mutakhir dalam bidang mikrobiologi daur ulang limbah untuk memfermentasi limbah organik cair dan padat secara efektif.

 PT. Unitex  yang berada di jalan Tajur, Bogor Jawa Barat merupakan contoh pengolahan limbah yang mampu menurunkan kadar BOD dan COD sehingga pernah mendapatkan penghargaan ‘Sahwali Award’ untuk tingkat Asia Pasifik sebagai penghargaan terhadap pengusaha yang berwawasan lingkungan. Pada saat ini PT Unitex telah mendapatkan peringkat hijau pada penilaian Program Kali Bersih (Prokasih) yang dilakukan oleh Bapedal. 

Bagi perusahaan tekstil yang saat ini mampu mengelola limbah Bisa dilihat dari pembangun instalasi air limbah (IPAL) di atas tanah seluas 4000 m2. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan IPAL serta penyempurnaannya hingga tahun 1995 adalah sebesar 4 miliar. Dalam perkembangan selanjutnya IPAL terus mengalami perbaikan dan penambahan instalasi sejalan dengan peningkatan produksi. 

Kapasitas IPAL PT Unitex saat ini mampu mengelola limbah cair sebesar 5000 m3 per hari (maksimum). IPAL PT Unitex telah memberikan hasil yang memuaskan dalam mengelola limbah cair dari hasil produksinya. Hal ini ditunjukan dengan berhasilnya PT Unitex mendapat penghargaan Prokasih No. 1 di Indonesia pada tahun 1991 dan pialanya diserahkan langsung oleh  Presiden Soeharto di istana negara. 
Kepala Bagian Utility PT. Unitex, Maman Suherman menyatakan pengolahan limbah pabrik tekstil ini menggunakan methode fisika, kimia dan biologi yaitu menggunakan sistem koagulasi dan sedimentasi serta sistem lumpur aktif dan penambahan mikroba aktif (EM limbah)  untuk penanganan proses pengolahan air limbahnya. ‘’Hasil proses limbah ini cukup baik, sebelum kita buang kesungai Cibalok terlebih dulu diujikan pada ikan dan ternyata ikannya sehat dan dapat dikonsumsi dengan aman,’’kata Maman.

Maman juga menjelaskan, penggunaan EM4 dilakukan sebanyak 2000 liter perbulan. Dilakukan fermentasi sebanyak dua kali dalam seminggu.’’Dengan banyaknya ragam dan jenis mikroba aktif proses penjernihan lebih cepat,’’katanya.

Sementara itu, Kacab PT. Songgolangit Persada, Ir. Agoes Wibisana mengamini akan keefektifan EM Limbah dalam pengelolaan limbah secara biologi. Sebab, EM4 mengandung miroorganisme aktif yang mampu menurunkan kadar BOD dan COD, mengurangi bau tidak sedap yang disebabkan H2S, NHX, Methylmercaptan, Amoniak dan lainnya. ‘’Semua data penurunan kadar BOD dan COD dapat dilihat dari hasil Laboratorium Lingkungan Keairan yang secara berkala terus dipantau,’’katanya.

Hari hasil laboratorium dapat diketahui kadar  BOD-5 hanya 128 mg/l (inlet), 40 mg/l (outlet) sedang kadar maksimum yang ditetapkan pemerintah 60 mg/l. Begitu juga dengan COD, sekitar 106 mg/l outlet, ambang batas dari pemerintah 150 mg/l. Begitu juga dengan amoniak (NH3-N) 3,04 mg/l (inlet) dan 2,16 mg/l (outlet) sedang baku mutu limbah cair maksimum yang ditetapkan pemerintah 8.0 mg/l.      

Sebagaimana diketahui limbah yang dihasilkan itu mulai dari pemintalan (Spinning), pertenunan (Weaving), pencelupan (Dyeing Finishing). Bagian pemintalan adalah bagian dari produksi yang melakukan proses pembuatan benang dari bahan baku kapas dan polyester. Bagian pertenunan adalah bagian produksi yang melakukan proses pertenunan benang hingga menjadi kain. Akan tetapi kain yang dihasilkan oleh bagian pertenunan ini masih berupa kain mentah (Grey Cloth). Sedangkan bagian pencelupan adalah bagian yang melakukan proses pencelupan dan penyempurnaan dari kain mentah menjadi kain jadi (Finish Goods). ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar