Rabu, 01 Februari 2012

EM Coner Edisi V

EM4 Perikanan Genjot Produksi Ikan Lele

            Untuk menghasilkan produksi Ikan lele secara cepat dan maksimal, terpenting adalah pemberian pakan yang maksimal dan menjaga kesehatan ikan. Untuk menjaga kesehatannya, perlu teknologi pengurai berbagai macam lemak dan kotoran pada kolam ikan, sehingga oksigen terlalut tetap terpenuhi, gas-gas beracun terurai dan ikan pun terhindar dari penyakit dan stress.
            ‘’Dan yang tepat mengurai kotoran ikan yang menjadi penghambat pertumbuhan ikan itu adalah perlakukan EM4 Perikanan pada media ikan tersebut secara rutin,’’demikian dikatakan Sueng pemilik budidaya Ikan lele dari Desa Cogreg, Ciseeng Parung.
            Menurut Sueng, dengan teknologi EM4 Perikanan, produksi ikan lele bisa terjamin. Apalagi untuk anakan lele, dengan menggunakan EM4 Perikanan air tetap terjaga  Menjaga anakan ikan lele boleh dibilang gampang-gampang susah. Sulitnya, karena anakan sangat sensitif, terutama pada kondisi air. ‘’Saya dulu kesulitan memelihara anakan ikan lele, hampir 5000 anakan dari 10.000 anakan ikan lelenya mati, karena kondisi air yang buruk, namun dengan EM4 sekarang sudah aman, tingkat kematian anakan bisa ditekan,’’jelasnya..
            Dalam sosialisasi yang diadakan Kacab PT. Songgolangit Jakarta, Ir. Agoes Wibisana, memang banyak sekali perlakukan terhadap anakan keliru. Menurut Agues, penggunaan EM4 Perikanan pada anakan ikan leleh sebenarnya sangat mudah, namun terlebih dahulu, perlu diperhatikan kondisi air termasuk pH, suhu air. Bahkan pemberian pakan buatan mengakibatkan menumpuknya kotoran yang menimbulkan  zat-zat berbahaya seperti amoniak,  H2S dan lain-lain.
            Karena itulah  Sueng secara khusus mengundang Tim EM4 Jakarta untuk menangani dan memberikan solusi terbaiknya dalam mengaplikasikan EM4 pada ikan tersebut.
            Menurut Agues, pada analisis awal, terdapat pH yang tidak seimbang, kemungkinan kedua,  ikan lele milik Sueng ini mengalami keracunan air yang mengandung amoniak, CO2, H2S dan gas berbahaya lainnya, sehingga harus diberikan EM4. (A)

Jawa Tengah
Kelinci Teknologi EM4 Lebih Cepat Besar
            Ini dibuktikan Peternak kelinci, Sri Warno dari Kelurahan Patrobangsan, Magelang Utara Jawa tengah, ternak kelinci lebih cepat besar dan mudah berkembang biak.  ‘’Baru tiga bulan saja kelinci sudah besar-besar dan sudah berkembang biak,’’katanyanya.
Menurut Sri, memelihara kelinci gampang-gampang susah. Kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh perhatian dan perawatan peternaknya. Jenis, jumlah dan mutu makanan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya termasuk memberikan minum dengan EM4.
Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijau, jerami, biji-bijian, umbi dan konsentrat. Makanan hijau yang diberikan antara lain semacam rumput lapangan, sayuran seperti kangkung dan wortel, daun pepaya, daun talas dan lain-lain. ‘’Sayuran hijau yang akan diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret,’’Jelas Sri
Dengan rutin memberikan minuman yang telah difermentasi dengan EM4, kelinci terlihat sangat sehat. ‘’Ciri-ciri kelinci sehat bisa dilihat dari penampilannya yang lincah, serta mata yang tajam tidak layu,’’katanya.
Kandang yang dipakai sebaiknya berukuran minimal 60 x 40 sentimeter untuk seekor kelinci. Kandang itu harus bersih, tidak lembab, cukup penyinaran, dan anam dari makhluk predator semisal musang, tikus, dan ular.
Penyakit yang sering diderita kelinci adalah scabbies, sejenis kudis di kulit yang amat gatal. Penyakit ini biasanya muncul bila ia berada di tempat yang lembab tapi bisa diatasi dengan Minyak  Oles Bokashi.
Kebanyakan kelinci yang dipotong dan dimasak begitu adalah yang berasal dari Selandia Baru, atau Australia. Jenis lain adalah Flaam Reuss yang berasal dari eropa. Biasanya berat kelinci ini mencapai 5-6 kg per ekor. ‘’Sebenarnya semua jenis kelinci bisa dipotong, tapi orang sayang karena bulunya yang menarik dan binatangnya lucu. Jadi, kelinci dipelihara saja,’’katanya.(A)

Jawa Timur
Dengan EM4 Melon Berbuah Manis
            Berbeda  dengan tahun lalu, tahun ini buah melon milik Heru Purnomo asal desa Bagorejo, Banyuwangi Jawa Timur. Berbuah banyak, dan besar-besar. Dan yang uniknya rasa manisnya itu sangat berbeda sesali pada tahun lalu. Tahun lalu memang berbeda dengan tahun sekarang, dulu tidak memakai EM4 alias pemupukan konfensional, sekarang menggunakan EM4.
            Dulu berbuah sedikit, sekarang berbuah banyak dan manis. Walhasil, melon Heru banyak diminati masyarakat. Bahkan banyak masyarakat Banyuwangi yang langsung membeli dari ladang Heru yang luasnya sebanyak 1 hektar. Di lahan tersebut tak hanya  Melon tetapi juga  memiliki perkebunan semangka yang terkenal juga manisnya.
            ‘’Sejak saya memakai EM4, rasa buah melon saya lebih manis dan banyak masyarakat yang langsung membeli di ladang. Di ladang ini silahkan saja, konsumen memilih mana yang menurut mereka paling manis,’’katanya bangga.
            Berbeda dengan tahun lalu, Heru mengingat kebunnya ini jarang sekali dikunjungi masyarakat. Karena selain rasanya kurang manis hasil produksinya juga sedikit. ‘’ Saya hanya mengandalkan bokashi padat dan cair untuk pemupukan dan hasilnya cukup memuaskan,’’kata Heru yang juga memiliki ternak ayam potong.
            Apalagi kata Heru, biaya pemupukannya lebih irit dibandngkan menggunakan pupuk kimia sepeti NPK. Dan yang pasti buahnya lebih aman untuk dikonsumsi. ‘’Karena itu banyak masyarakat yang menyukai  buah melon saya ini karena sangat organik,’’katanya.
Disamping memberikan hasil yang baik, penggunaan bokashi juga dapat menekan biaya produksi. Karena penggunaan EM4 itu sangat irit. Dengan menggunakan EM4 tanah menjadi subur, lebih gembur dan perkembangan tanaman melon lebih cepat dan buahnya lebih manis. Heru juga berharap, lahan perkebunan melon nya menjadi percontohan bagi petani yang ingin mengembangan  tanaman ini. (A)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar