Jumat, 03 Februari 2012

Forum EM Edisi VI

Methode SRI Plus EM4 Hasilkan Padi Terbaik

Bertani dengan Metodhe SRI (System Of Rice Intensification) plus menggunakan  Produk EM4  (Effektif Mikroorganisme) ternyata lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Pasalnya, pemberian bahan organik ke dalam tanah tanpa inokulasi EM4 atau bakteri pengurai  akan menyebabkan pembusukan bahan organik yang terkadang akan menghasilkan unsur anorganik (gas methan) sehingga akan menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. dan mengurangi penebalan lapisan gas "rumah kaca".


Selain mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM4 Pertanian juga merangsang perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat.
Dengan EM4 Pertanian hife mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap tanaman. EM4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di dalam tanah atau pada tubuh tanaman
Sebagaimana diketahui, salah satu permasalahan yang dihadapi petani pada saat ini adalah menurunnya hasil panenan permusim. Dari tahun ke tahun petani merasakan bahwa hasil produksi sawahnya semakin turun. Petani merasa bahwa tingkat kesuburan dan kesehatan tanah sawahnya semakin kritis. Tanah sawahnya retak – retak dank keras.
Hal ini sesuai dari  hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli tanah diperoleh bahwa lebih dari 90% tanah-tanah pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia, kadar bahan organiknya di bawah 1 %. Ini menandakan tanah pertanian di Indonesia telah rusak parah. Faktor yang menyebabkan rusaknya tanah pertanian  karena kesalahan dalam pengelolaannya termasuk di dalamnya penggunaan bahan pupuk kimia dan pestisida yang diluar dosis kewajaran.
Limbah pertanian berupa jerami, sekam padi yang seharusnya dikembalikan lagi ke dalam sawah, malahan dibakar, sehingga hampir tidak ada nilai tambah yang dapat diperoleh  perannya sebagai pupuk organik dan terjadinya pencemaran udara.. Penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijauan hampir tidak pernah dilakukan lagi dengan alasan merepotkan dan jumlahnya yang agak banyak. Petani telah terbiasa dengan hal-hal yang praktis dan instant.
Perilaku usaha tani sekarang ini lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan memupuk tanah agar menjadi subur. Petani belum melibatkan tanah sebagai komponen yang mempengaruhi dan menentukan produksi sehingga ada pembiaran dalam mengurus tanah.

Melihat kondisi seperti ini, sudah saatnya semua pihak termasuk petani mulai merubah pola tanam yang jelas-jelas sudah tidak dapat memberikan hasil produksi pertanian yang signifikan.
Metode SRI plus EM4 atau cara penanaman padi secara intensif adalah salah satu solusi yang bisa ditawarkan. Dengan menanam padi secara SRI petani akan memperoleh banyak keuntungan diantaranya : hasil panen yang meningkat (diatas 7 ton/ha), biaya produksi yang rendah, efisinsi penggunaan air, hidup yang lebih sehat dan bebas dari residu kimia (cemaran dari pupuk dan pestisida kimia), hama dan penyakit yang mudah dikendalikan. Selain itu juga akan dihasilkan produk pangan organik yang bebas residu kimia dengan harga jual yang lebih mahal dibandingkan produk beras yang dibudidayakan dengan system konvensional (pertanian kimia).
Apalagi di tambah dengan  produk EM4 Pertanian, karena EM4 Pertanian  merupakan bakteri fermentasi bahan organik tanah yang menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah   
Sedang cara membuat Teknik SRI Plus EM4, semua bahan organik berupa jerami, batang pisang, rumput semak dicacah-cacah antara 5 – 10 cm, pupuk kandang, dedak, sekam padi  disebar secara merata ke dalam petak sawah sebelum pengolahan tanah yang pertama.
Dalam membuat larutan EM4 Fermentasi dengan cara melarutkan 2 liter EM4 ditambah dengan  2 liter Molase atau 1 kg gula pasir/gula jawa ke dalam 200 air sumur. Untuk hasil terbaik sebaiknya air sumur diganti dengan ait kelapa atau air bekas cucian beras. Aduk hingga semua molase atau gula larut dalam air. Larutan yang terbentuk kemudian difermentasi atau  diperam selama 4 -7 hari di dalam drum plastik.Drum plastic tempat menfermentasi larutan EM4 bagian bawahnya diberi kran air untuk mengeluarkan larutan dan disarankan drum tersebut diletakkan di atas galengan sawah dekat pintu masuk air irigasi.
Sebelum pengolahan tanah yang pertama, air irigasi dimasukkan ke dalam petak sawah. Bersamaan dengan masuknya air irigasi, kran drum plastic yang berisi EM4 fermentasi dibukan sehingga larutan EM4 fermentasi ikut terbawa dan menyebar ke seluruh areal sawah..
Setelah seluruh lahan sawah basah dan mendapat air yang cukup, lakukan pembajakan tanah sawah dengan alat bajak tradisional atau dengan traktor sehingga seluruh bahan organik, EM4 fermentasi dan pupuk kandang rata tercampur dan terbenam dalam tanah dan biarkan terfermentasi selama 1-2 minggu. Cara ini dikenal dengan istilah Walik Jerami
Kemudian buat juga larutan EM4 fermentasi  dengan komposisi yang sama seperti sebelumnya yakni  seminggu sebelum pengolahan tanah kedua (penggaruan) dilakukan. Larutan EM4 fermentasi  dikeluarkan dengan cara membuka kran bersamaan dengan masuknya air irigasi ke lahan sawah sebelum proses pengolahan tanah yang kedua dilakukan.
Setelah lahan sawah cukup mendapat air irigasi dan semua pintu air telah ditutup rapat, tanah sawah digaru hingga membentuk struktur lumpur. Buat saluran drainase mengelilingi seluruh lahan sawah dengan lebar 50 cm dan dalam 30 cm. Saluran drainase ini dibuat untuk membuang kelebihan air sehingga lahan penanaman selalu dalam kondisi macak-macak (tidak boleh tergenang air).@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar