Selasa, 21 Februari 2012

Forum Utama edisi XII

Sayuran Organik Diminati Masyakat Dunia

Di negara maju, pertanian organik semakin berkembang dengan meningkatnya permintaan masyarakat dunia akan sayuran organik.

Di Indonesia sendiri, sayuran organik sekarang semakin digemari, pasalnya, kebutuhan sayuran organik  juga mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Bahkan petani sayuran di Pasuruhan kewalahan memenuhi kebutuhan pasar supermarket di kota Surabaya dan Malang. Karena, pemesanan sayuran organik terus meningkat. Bahkan petani tak mampu memenuhi pasanan tersebut. Rata-rata setiap bulan para petani memasok sekitar empat  ton sayuran.

Saat ini masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan mulai mencari sumber makanan yang alami alias tanpa bahan kimia.  Pemerintah bersama beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang cinta lingkungan serta  beberapa perusahaan swasta yang konsen dengan produk organik seperti PT. Songgolangit Persada  membantu dengan melakukan sosialisasi pertanian organik  kepada masyarakat dan melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan.

Di Bali pelatihan pertanian organik diselenggarakan oleh  IPSA (Institut Pengembangat Sumber Daya Alam) pimpinan Gede Ngurah Wididana kepada masyarakat luas, termasuk penyuluh pertanian, para pensiunan pegawai negeri maupun swasta yang ingin menghabiskan waktu tuanya dengan bertani serta  para petani yang ada di daerah seluruh Indonesia.

Upaya sosialisasi pertanian organik yang ditargetkan tersebut bukanlah hanya bertujuan untuk meningkatkan kebutuhan konsumsi sayuran organik dan upaya memberikan kesadaran pada masyarakat untuk memilih sumber pangan yang alami demi kesehatan tetapi, memberikan edukasi  bagaimana bertani organik dengan biaya yang murah dan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. 

Karena itulah, kebutuhan bahan makanan yang sehat dikalangan masyarakat mendorong permintaan sayuran organik semakin tinggi. Walhasil, pasar ekspor. sejumlah jenis sayuran, kini laris manis. Sebut saja buncis prancis (french bean), tomat, brokoli, lotus (sejenis selada), pakcoy (sawi sendok), buncis jimbaran, lobak, daun bawang, daun seledri, dan parsley (seperti seledri), serta tanaman hias leatherleaf (pakis) dan lain-lain. Sejumlah komoditas itu dikirim ke Singapura, Malaysia, dan Jepang.

Sementara itu, Menteri Pertanian Suswono dalam berkali-kali mengingatkan agar petani beralih ke pertanian organik dan mendorong upaya pemerintah pusat dan daerah  dalam mengembangkan pertanian berbasis pertanian organik, karena selain lebih menyehatkan juga biayanya lebih murah dibanding menggunakan pupuk kimia.

Tak hanya itu, harga jual hasil pertanian organik menjadi cukup mahal bahkan dua kali lipat dibanding tanaman pangan non-organik sehingga jauh lebih menguntungkan bagi petani.

"Pertanian organik bagus dikembangkan karena bisa memberikan nilai tambah cukup besar yaitu biaya murah dan harga jual tinggi," katanya dalam acara Kongres Nasional III dan Workshop MAPORINA di Jakarta.

Suswono mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur yang belum dipakai untuk dijadikan areal kebun.”Kebun tersebut bisa ditanami tanaman sayur-sayuran yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan dapur sehari-hari,” ujarnya.

Menteri pertanian ini juga mengaku, deptan saat ini sedang melakukan pembinaan untuk petani holtikultura sehingga bisa menerapkan standar budidaya tanaman komoditi internasional. Ini meliputi kaedah penggunaan pestisida, serta pemupukan.
Memang , kemajuan hasil pertanian juga tergantung motivasi petani, mau apa tidak dalam mengembangkan sejumlah varietas unggulan. Dan beralih ke komoditi pertanian organik.dan tentunya mengetahui jalur distribusi pemasaran produk setelah dipanen.

Hal ini juga diamini oleh Ketua Dewan Pupuk Indonesia, Dr. Zaenal Soedjais, AK, isu pengembangan pertanian organik sudah semakin nyata. Tingkat kesuburan tanah yang merosot, pencemaran lingkungan, usaha pertanian konvensional yang semakin tidak konpetitif karena mahalnya pupuk kimia. Sedang satu sisi bahan baku pupuk organik banyak tersedia atau melimpah, teknologi proses produksi  yang relatif mudah serta prospek pemasaran yang menjanjikan. Semua ini mendorong untuk terciptanya pertanian organik yang kita harapkan. (A)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar