Minggu, 19 Februari 2012

EM Coner Bali


Jerami Fermentasi Pakan Sapi Alternatif

Di lahan pertanian, limbah pertanian berupa jerami selama ini menjadi “barang” buangan  yang disingkirkan melalui dibakar. Limbah jerami menjadi halangan petani saat melakukan pengolahan tanah. Dengan Teknologi EM4, limbah pertanian bisa digunakan pakan sapi yang memiliki kualitas gizi baik.

 
Potensi pengembangan ternak ruminansia di Bali utamanya ternak sapi sangatlah besar. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Bali, populasi ternak sapi Bali Tahun 2010 mencapai 683800 ekor. Dari jumlah itu, 60573 ekor dikirim ke Jakarta (sapi antar pulau). Sisanya, untuk menyuplai kebutuhan lokal Bali.
Dibalik besarnya potensi ternak sapi bali, para peternak dihadapkan pada ketersediaan pakan ternak sepanjang masa. Dipihak lain, lahan pengembangan Hijauan Makanan Ternak (HMT) kian terbatas seiring dengan tingginya alih fungsi lahan pertanian untuk perumahan.
            Kebutuhan HMT harian bagi ternak ruminansia minimal 10 % dari berat hidupnya. Seekor sapi berbobot 250 kg, memerlukan HMT minimal 25 kg perhari. Agar ternak bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik, jumlah HMT yang diberikan harus melebihi kebutuhan minimal tersebut.
Fakta lapangan menunjukkan, untuk bisa memenuhi kontinyuitas HMT sepanjang musim, seekor sapi Bali dengan bobot minimal 200 kg membutuhkan lahan HMT seluas 5 are. Artinya, untuk memelihara 10 ekor sapi Bali, harus menyiapkan lahan HMT seluas 50 are. Untuk bisa menopang kebutuhan pakan sapi, lahan HMT harus dipupuk secara kontinyu dengan pupuk organik air.
            Tentu saja tanpa menggunakan teknologi pakan yang baik, investasi awal yang diperlukan untuk memelihara ternak sapi  sangatlah besar. Menjawab permasalahan ini peternak harus menerapkan sistem beternak intensif. Sistem beternak intensif salah satunya diperlakuan pemberian pakan. Pakan pilihan yang diberikan bisa dalam bentuk konsentrat sapi, limbah perkebunan, limbah pertanian dan limbah pasar (sisa sayur dan dedaunan).
            Jerami adalah limbah pertanian yang umumnya dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan sapi tatkala musim paceklik (kemarau) datang. Umumnya, pemberian jerami tidaklah melalui proses fermentasi, sehingga nilai gizinya rendah. Serat kasar jerami sangatlah tinggi yaitu kisaran 30-45 %. 
Jerami Fermentasi
            Melihat tingginya serat kasar jerami dan rendahnya protein kasar (3 – 4 % ) maka sebagai pakan sapi, jerami perlu dilakukan fermentasi. Dari hasil  Proximate Analysis, di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan UNUD, jerami yang difermentasi dengan EM4 terjadi peningkatan protein kasar. Protein kasar jerami dari 3,50 % naik menjadi 7,05355, serat kasarnya dari 35,0 % turun menjadi 25,5949. Kesimpulannya, setelah difermentasi terjadi peningkatan protein kasar sebesar  4,05355 %. dan penurunan serat kasar sebesar 4,405075 %.
Untuk membuat jerami fermentasi  (untuk 1 ton jerami) alat-alat yang dibutuhkan itu, cangkul bergigi, ember/tong kapasitas 50 liter,gayung,terpal plastik ukuran 6 x 5 meter dan sprayer. Sedang bahan-bahannya  dedak padi halus 20 kg, EM4 ternak 2 liter, molasses (tetes tebu) 2 liter dan Air sumur.
            Cara membuat. lakukan inokulum bakteri dengan cara mencampur EM4 2 liter + Molase 5 liter ke dalam air sumur sejumlah 50 liter. Lalu tutup dan diamkan campuran tersebut selama 24 jam.Bila telah difermentasi selama 24 jam campuran tersebut siap digunakan ditandai dengan timbulnya jamur putih pada bagian atas permukaan air. Tebarkan jerami ditempat teduh dan kering setinggi 10 cm, sedikit demi sedikit,  taburkan dedak secara merata pada permukaan jerami.
Semprotkan larutan EM4 secara merata hingga kadar air dalam jerami mencapai 30 %.Bila telah merata, tebarkan kembali jerami sesuai dengan petunjuk poit 4 hingga mencapai tinggi 1 meter. Bila tinggi tumpukan mencapai 1 meter, tutup rapat-rapat jerami dengan terpal. Lakukan pemantauan suhu fermentasi (suhu gundukan maksimum 500 c.
Bila suhunya lebih dari 500 C,  maka terpal dibuka dan diamkan selama 30 menit. Bila suhu terlalu panas maka tumpukan sebaiknya dibongkar.Dalam waktu 7-10 hari jerami telah mengalami proses  fermentasi yang ditandai dengan tumbuhnya jamur putih dipermukaan jerami.Bongkar dan diangin-anginkan gundukan jerami sebelum disimpan ditempat teduh dan kering. Berikan jerami yang telah diangin-anginkan pada ternak sapi sekitar 8-12 kg/hari.
Pemberian jerami fermentasi bukanlah pakan utama melainkan hanya pakan sampingan yang jumlahnya 45-50 % dari total pemberian pakan harian. Di lapangan, pakan jerami fermentasi dikombinasikan dengan rumput segar dan dedak gandum/padi, dihasil pertumbuhan berat hidup sapi rata-rata 0,4 - 0,45 kg/ekor/hari. Selain jenis pakan, peningkatan berat hidup sapi juga dipengaruhi oleh potensi genetik. (t)


Rincian Biaya Produksi Jerami Padi :
No
Uraian
Volume
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Pembelian Jerami
1000
Kg
      100,-
100.000,-
2
Tenaga & Transport
1
Paket
150.000,-
150.000,-
3
Dedak
20
Kg
    2.000,-
  450.000,-
4
Molases
2
liter
    5.000,-
  10.000,-
5
EM4
2
liter
  17.500,-
  35.000,-






335.000,-

Jumlah biaya di atas berdasarkan harga di Pulau Bali. Jadi biaya produksi pembuatan  jerami fermentasi untuk 1 ton adalah Rp. 335.000,- atau Rp. 335/kg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar