Rabu, 01 Februari 2012

Coloum Pak Oles edisi IV

Bisnis Sapi Organik
           
Petani dan peternak di Indonesia tidak bangga menjalani pekerjaannya, karena usahanya dikerjakan dalam skala kecil.  Usaha pertanian dan peternakan yang dijalankan dalam skala kecil adalah usaha yang walau dikerjakan serius tidak memberikan keuntungan yang berarti, bahkan jika dihitung secara matematika bisnis, usaha tersebut merugi.  Biasanya usaha pertanian dan peternakan saling menunjang.  Peternakan menghasilkan pupuk, tenaga dan daging.  Pertanian untuk menghasilkan bahan makanan dan pakan ternak.  Bagaimana caranya agar bisa meningkatkan keuntungan dalam usaha peternakan?  Jawabannya adalah tingkatkan produksinya, dengan meningkatkan jumlah ternak yang dipelihara, sesuai dengan kebutuhan pasar. 
      
  Usaha peternakan sapi dalam skala besar di Indonesia merupakan peluang yang memberikan harapan.  Bayangkan saja, konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang cukup rendah, sekitar 2 Kg pertahun, maka pertahunnya membutuhkan 440 juta Kg daging sapi, atau setara dengan 1,1 juta ekor.  Demikian juga kebutuhan susu yang belum terpenuhi.  Konsumsi susu masyarakat Indonesia per tahun terrendah di dunia, atau sekitar 7 liter per tahun, jika dibandingkan dengan masyarakat Malaysia dan Singapura, yaitu sekitar 24 liter per tahun.  Dengan kebutuhan yang minim tersebut, Indonesia baru bisa memproduksi 1,2 juta liter susu per hari, sehingga kekurangan lagi 1 juta liter susu per hari.  Kekurangan daging sapi dan susu masyarakat Indonesia dijawab secara instan dengan impor dari negara lain.  Tentu saja kita tidak mungkin terus bergantung dengan negara lain, karena harganya mahal, menguras devisa negara, tidak produktif dan mengurangi kesempatan kerja.  Hal ini harus dijawab oleh pemerintah dengan aksi nyata, bukan dengan debat, seminar atau workshop tentang bisnis sapi, yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan dan memenuhi permintaan pasar yang sudah jelas nampak di depan mata.  Kekurangan susu sapi dan daging sapi harus dijawab dengan beternak sapi perah dan sapi daging, dengan meningkatkan aktivitas peternakan secara nasional. Tindakan itu bisa dilakukan oleh pemerintah dengan membuat kebijakan dan membangun infrastruktur yang terarah dan terencana dengan baik, yang selanjutnya ditindak-lanjuti dengan aksi nyata oleh peternak kecil, menengah dan besar.
      
  Pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, NTB dan NTT adalah tempat yang cocok untuk mengembangkan bisnis peternakan sapi.  Kondisi alam dan masyarakatnya mendukung untuk usaha tersebut.  Pasar susu dan daging di Indonesia masih terbuka luas.  Meningkatnya pendapatan masyarakat karena terbukanya lapangan kerja akan meningkatkan kebutuhan pasar daging dan susu.  Jika usaha bisnis peternakan sapi tersebut dikembangkan secara professional, maka secara keseluruhan akan menggerakkan ekonomi masyarakat.  Di lain pihak, limbah peternakan berupa kotoran hewan merupakan sumber pupuk organic, jika dikelola dengan baik akan bisa memasok kebutuhan pupuk organic, dan dalam jangka panjang akan mampu mengarahkan pembangunan pertanian menuju pertanian organic.
      
  Pembangunan peternakan dan pertanian tidak akan bisa besar jika tidak dilakukan dalam skala besar.  Semboyan small is beautifull mungkin tidak cocok diterapkan dalam bisnis ini, dan perlu diganti dengan big is beautifull.  Agar usaha peternakan dan pertanian bisa dilakukan dalam skala besar, maka harus dikuasai ilmu, teknologi, informasi dan menejemennya.  Kalau kita melongo dan rajin berbincang melihat peluang, maka jangan salahkan jika peluang yang ada dimanfaatkan oleh orang lain.  Keberanian dan keseriusan dalam menggarap pasar pertanian dan peternakan di negeri sendiri merupakan tantangan generasi sekarang.  Jika peternakan bisa dikembangkan dengan baik, maka pertanian organic juga akan berkembang.  Selanjutnya, bisnis peternakan organic juga terbuka di depan mata, untuk memenuhi kebutuhan pasar daging dan susu organic.  Ingat jurus bisnis adalah, siapa cepat dia dapat.  Siapa pintar dia dibayar.  Itu saja…!         Mari rebut kesempatan itu dengan gigih, mantap dan serius.  Serius …., gitu loh….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar