Minggu, 05 Februari 2012

Forum Utama Edisi VIII

Target Indonesia Soal Perikanan dan Kelautan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempublikasikan Rumusan Rakornas KKP Tahun 2010 yang menyebutkan visi KKP menjadikan "Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015".
Namun, sebelum rencana itu terlaksana pada tahun 2015, Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya telah mengakui Indonesia sebagai negara perikanan terbesar. Menurut Kasit Piromya, Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar ikan yang memiliki armada perikanan dan industri pemrosesan ikan terbesar di dunia. Untuk itu, pemerintah Thailand sangat bergantung kepada perikanan Indonesia.
"Indonesia adalah mitra yang mempunyai sumber perikanan terbesar di dunia. Indonesia memiliki sumber-sumber tersebut dan kita mempunyai armada perikanan terbesar di dunia ( yaitu Indonesia), dan salah satu negara yang mempunyai industri pemerosesan ikan terbesar di dunia. Jadi, kita bergantung terhadap perikanan Indonesia,’’katanya waktu itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa telah membahas masalah perikanan dengan Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya, pada pertengahan bulan Februari lalu. Menurut Marty, kerjasama di bidang perikanan antara Indonesia dan Thailand akan ditandatangani pada pertengahan tahun 2010 ini.
Kerjasama tersebut menurut Marty harus saling menguntungkan melalui pengaturan atau manajemen yang baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan bagi kedua negara.
’’Saya rasa kata kuncinya adalah saling menguntungkan, tadi seperti ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Kasit, dipahami bahwa masalah perikanan ini masalah yang memerlukan manajemen yang baik sehingga tidak menjadi permasalahan antara kedua negara, justru sebaliknya bisa menjadi suatu topik atau suatu bidang kerjasama yang mempersatukan kedua negara’’,katanya.
Indonesia mempunyai target fantastis, menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada 2015. Kementerian Kelautan dan Perikanan  telah menetapkan perikanan budidaya sebagai ujung tombaknya. Produksi perikanan budidaya akan ditingkatkan menjadi 16,89 juta ton pada 2014 atau naik 353% dibandingkan produksi tahun 2009 sebesar 4,78 juta ton.
Terget ambisius Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad bukannya tanpa alasan. Dia melihat potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya alam, luas lahan dan iklim yang kondusif, penguasaan teknologi, serta ketersediaan sumber daya manusianya. Pasarnya pun masih terbuka lebar.
Untuk itu, diperlukan upaya keras dan berbagai terobosan.
Target ini akan tercapai jika ada keseriusan dari KKP sendiri dan dukungan semua sektor, seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, kalangan perbankan, dan lembaga-lembaga riset. Petambak, misalnya, memerlukan modal, dukungan infrastruktur, keterampilan manajemen, dan teknologi modern.
Menurut Fadel, Thailand, Filipina, dan Vietnam bisa merajai sektor perikanan internasional karena ada dukungan penuh dari sektor-sektor terkait. Padahal, luas lahan untuk budidaya perikanan di negara-negara itu jauh lebih kecil dari Indonesia, juga jumlah pembudidayanya. Di subsektor perikanan tangkap pun seharusnya kita jauh lebih unggul karena memiliki perairan yang sangat luas.
Potensi perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Secara keseluruhan mencapai 65 juta ton, yang terdiri dari 7.3 juta ton pada sektor perikanan tangkap dan 57.7 juta ton pada sektor perikanan budidaya.
Hingga saat ini Indonesia menempati urutan ke 12 untuk negara pengekspor produk perikanan. Posisinya berada di bawah Vietnam dan Thailand yang sebenarnya memiliki sumber daya terbatas dan jauh di bawah Indonesia. dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun mendatang sektor perikanan akan lebih memberi kotribusi terhadap kemakmuran bangsa. Terutama dengan penciptaan lapangan kerja baru.
Pemerintah akan terus melakukan upaya peningkatan nilai produksi perikanan. Yaitu dengan merevitalisasi industri perikanan nasional yang ditekankan pada aspek pengolahan dan aspek kebijakan. Langkah nyata pelaksanaan revitalisasi adalah mempercepat pengembangan usaha Kecil dan Menengah Kecil (UKM). Langkah ini diimplementasikan melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. (A)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar