Sabtu, 04 Februari 2012

Forum EM Edisi II

EM Perikanan dan  Tambak
Perbaiki Budidaya Tambak Udang

            Budidaya tambak udang bukan  sesuatu yang mudah. Salah urus, bisa-bisa udang yang dipelihara mati sebelum dipanen. Kini saatnya, petambak memperbaiki sistem budidaya udang dengan menggunakan teknologi EM Perikanan dan Tambak.
           
Dewasa ini semakin banyak ditemukan kegagalan-kegagalan panen dalam budidaya tambak udang akibat terganggunya ekosistem lingkungan air dan tanah dasar tambak akibat pembusukan sisa-sisa pakan, kotoran dan tubuh udang yang mati.
            Pola aplikasi tambak dengan teknologi Effektif Microorganisme (EM4) pengolahan tambak, merupakan solusi memperbaiki sistem budidaya tambak, baik tambak dengan sistem tradisional, intensif maupun polikultur yang selama ini, tengah resah mencari jawaban problem yang dihadapinya. Persoalan yang dihadapi itu misalnya, pertumbuhan udang yang lambat, daya tahan yang lemah serta mudahnya terserang penyakit hingga mengalami kematian.
            Teknologi EM pengolahan tambak adalah kultur campuran cair mikroorganisme terdiri dari lima kelompok mikroorganisme yaitu bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp),  bakteri asam laktat (Lactobacillus Spp),  Actinomycetes, Streptomyces sp, jamur fermentasi (Aspergillus, sp) dan ragi atau yeast (sacharomyces sp).  
            Mikroorganisme pada EM pengolahan tambak yang bisa diaplikasikan pada perikanan air tawar ini, berfungsi memfermentasi bahan organik menjadi senyawa – senyawa organik yang tidak beracun. Mengubah proses pembusukan bahan organik menjadi proses fermentasi.
            H. Fathoni (65) asal Indramayu, adalah petambak yang tergabung dalam binaan PT. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Indramayu ini, sangat welcome dalam penerapan teknologi EM4. Pasalnya, sudah berkali-kali budidaya tambaknya selalu gagal karena pertumbuhan udang sangat lambat, sering terserang penyakit dan  sangat sulit meningkatkan produksi. Kondisi ini juga dialami oleh hampir seluruh petambak di kabupaten yang terkenal dengan buah mangga Indramayu tersebut.

Aplikasi EM Pengolahan Tambak
            Untuk mengolah tambak dengan teknologi EM4, langkah pertama adalah pengeringan tambak agar tanah dasar tambak terjemur sinar matahari, pengeringan ini bertujuan agar hama seperti siput, tiram, srindit, dan bakteri penyebab penyakit mati, serta untuk memperbaiki reaksi bio-kimiawi tanah (Redoks) berlangsung dengan baik.
Kemudian, pengangkatan tanah dasar dan perbaikan bangunan tambak bertujuan agar tanah dasar yang penuh dengan sisa bahan organik diangkat dan ditaruh diatas pematang dan  perbaikan bangunan tambak. Selanjutnya areal tambak dijemur 2 – 3 hari, kemudian di cek pH tanah dasar untuk menentukan dosis pengapuran. Selanjutnya dilakukan penyuburan lahan tambak, untuk meningkatkan jumlah pakan alami, pemupukan ini dilakukan dengan mempergunakan pupuk organik (bokashi).
Perlakukan saat pemeliharaan (pengolahan air), EM sangat diperlukan. Begitu juga saat pergantian air, perlakukan saat pemberian pakan (disemprotkan ke dalam pakan).


Dari hasil penelitian yang dilakukan tim Ahli PT. Songgolangit pada lahan tambak milik H. Fathoni,  dapat diketahui  EM4  dapat mengatasi pencemaran air akibat akumulasi limbah organik.
Dalam budidaya organik, pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan pestisida  alami, seperti saponin yang berasal dari bungkil teh.  Umumnya kandungan saponin dalam bungkil teh di Indonesia berkisar antara 10 – 15%, saponin inilah yang digunakan sebagai racun dan dosis penggunaannya antara 150 - 200 kg per ha.  Penggunaan saponin ini akan efektif pada siang hari sekitar pukul 12.00 – 14.00, daya racunnya akan meningkat dengan naiknya salinitas
Keuntungan lain menggunakan teknologi EM4, dapat meningkatkan daya tahan,  memfermentasikan sisa pakan, kotoran dan cangkang yang  terdapat di dasar tambak, juga mengurai gas amoniak, methan dan hidrogen sulfida yang dapat mengganggu kehidupan udang.
EM4 juga mampu meningkatkan oksigen terlarut (DO) sehingga air menjadi bersih dan tidak perlu penggantian air berulang-ulang karena  kualitas air tetap terjaga serta aman bagi lingkungan.
Untuk mendongkrak hasil produksi,  syaratnya air dalam tambak harus terhindar dari pencemaran bahan kimia. Sementara mengatasi pencemaran air sendiri kuncinya hanya dengan teknologi EM pengolahan tambak. Kenapa? Karena EM berperan sebagai stabilisator lingkungan tanah dasar tambak yang berlangsung secara alami akibat proses fermentasi. Untuk itu, teknologi EM sangat tepat diterapkan untuk menanggulangi masalah tersebut. (A)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar