Minggu, 05 Februari 2012

EM Coner Edisi IX

Budidaya Lele Lebih Mantap Dengan EM4

Budidaya lele memang paling mudah dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya seperti Mujair, gurame dan lainnya, namun dengan teknologi EM4 lebih mantap lagi
Budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup  diperhitungkan saat ini. Apabila diperhatikan, banyak terdapat  penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan  ikan tersebut menjadi semakin tinggi dipasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Apalagi ternak lele relatif  lebih mudah bila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, mujair atau gurame karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan.
Adalah Dumari (48) tahun dari Desa Tepus Wetan, Surodadi, Megelang Jawa Tengah yang sudah 3 tahun menggeluti usaha bdidaya ikan lele di samping pekerjaan rutinnya sebagai petani.
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk bokashi yang di fermentasi dengan EM4 sangat diperlukan. Karena bokashi mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan bokashi dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.
Dengan Keuntungan lain menggunakan teknologi EM4 yang dialami Hasan adalah, meningkatkan daya tahan dan kesehatan ikan, memfermentasikan sisa pakan serta dapat membuat pakan alami bagi ikan. Pada zat-zat berbahaya yang terdapat pada dasar kolam, Em perikanan dapat menguraikan gas amoniak, methan dan hidrogen sulfida sehingga tidak berbahaya.
EM4 juga mampu meningkatkan oksigen terlarut (DO) sehingga air menjadi bersih dan tidak diperlukan penggantian berulang-ulang karena  kualitas air tetap terjaga serta aman bagi lingkungan.
Untuk mendongkrak produksi ikan lele,  syaratnya air harus bagus dan terhindar dari pencemaran. Sementara mengatasi pencemaran air sendiri kuncinya hanya dengan teknologi EM4.
Pemberian EM4 cair juga sangat diperlukan karena kemerosotan kualitas air sering dihadapi para peternak. Limbah-limbah tersebut akan menimbulkan gas-gas beracun yang menyebabkan terjangkitnya penyakit ikan karena mengalami stress. Limbah tersebut juga mengakibatkan produksi akan merosot dan menimbulkan kematian. Karena dengan aplikasi EM4, kini peterbak  mantap memakai teknologi ini. ‘’Mudah-mudahan produksi kali ini lebih meningkat,’’kata Dumari yang sudah satu tahun ini menggunakan EM4.. (A}

TPA Rawa Kucing Konsen Membuat Bokashi

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing Tanggerang sekarang ini konsen menjadikan sampah organic menjadi kompos (bokashi) berkualitas. Pembuatan bokashi di TPA Rawa Kucing telah mulai dilakukan sejak tahun 2001 oleh salah satu LSM di Kota Tangerang. Hampir dua tahun kemudian, tepatnya pada pertengahan tahun 2002, secara formal Dinas PU melakukan pengembangan terhadap kegiatan tersebut, baik dan segi kapasitas produksi maupun perbaikan metode pelaksanaan dan peralatan.
Sampai saat ini kapasitas pengolahan sampah yang dilakukan oleh Unit Pengolah Sampah Organik TPA Rawa Kucing (UPSO TPA Rawa Kucing) adalah antara 25-50 m3/hari yang menghasilkan 500-1000 Kg kompos murni per hari.
Untuk mendapatkan pupuk organik dengan komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan, maka dilakukan fermentasi dengan EM4 dan juga dilakukan pencampuran dengan bahan tambahan seperti kotoran ternak (Ayam, Kambing, Sapi).
Pengembangan pengolahan sampah organik menjadi kompos terus dilakukan secara bertahap oleh Unit Pengolahan Sampah Organik TPA Rawa Kucing. Selain kompos, TPA Rawa Kucing juga melakukan penelitian mengenai pemanfaatan leachate (yang dihasilkan dari proses komposting) menjadi pupuk cair. Untuk menguji kualitas kompos dan pupuk cair yang dihasilkan dari TPA Rawa Kucing, juga dilakukan uji coba pemanfaatan kompos. Uji coba telah dilakukan pada lahan di TPA Rawa Kucing dan Sangego-Bayur dengan komoditas yang bervariasi serta bekerja sama dengan petani tanaman hias yang ada di Kota Tangerang.
Pihaknya TPA Rawa Kucing juga  berharap masyarakat ikut berperan serta dalam penanganan sampah ini yang antara lain bisa dilakukan dengan melakukan pemilahan secara dini antar sampah organic dan anorganik. Hal tersebut sudah mulai diajarkan kepada masyarakat, dengan menyediakan tempat sampah yang terdiri dari dua bagian, satu untuk sampah organik dan satu untuk sampah anorganik di tempat-tempat umum.(A)


Produski Bawang Meningkat Berkat EM4

Satu – satunya sentra produksi bawang merah di bali adalah kaldera Gunung Batur, antara lain Desa Kedisan, Songan Bali. Di daerah ini para petani menanam bawang merah sambung menyambung hampir tidak pernah putus. Karena bawang merah ini ditanam pada tanah pasir dengan suhu panas disiang hari, maka tanaman bawang merah setiap hari harus disemprot dengan air danau.
            Untuk meningkatkan produksi  Wayan. Oka seorang pengurus KTNA Kabupaten. Badung sekaligus sebagai pedagang atau penyalur sarana produksi pertanian membuat demplot dengan menggunakan teknologi EM4.
Tempat yang strategis untuk melaksanakan demplot terletak di Subak Lepud Banjar Gegeran Desa Baha Kecamatan. Mengwi, Kabupaten. Badung. Hasilnya cukup bagus diantaranya, jumlah daun yang akan mengarah kepada jumlah siung per rumpun, produktifitas EM4 lebih tinggi, dikonversi ke hektar, rata – rata produksi EM4 mencapai 11, 28 ton dan perlakuan bibit berupa perendaman dengan EM4 sebelum tanam atau penyiraman dengan EM4 aktif ditambah FPE sangat membantu untuk mengurangi angka kematian
‘’Produksi dengan formula EM4 lebih tinggi dari pada produksi dari formula pupuk cair organic lainnya, Sayang sekali tidak ada pembanding yang menggunakan pupuk kimia sebagai control,’’kata Oka
Memang berdasarkan pengalaman masing-masing petani, penggunaan pupuk organik hasilnya lebih bagus dibandingkan mereka yang menggunakan pupuk kimia.
Memang teknologi EM4 memiliki 3 aspek penting yakni aspek antiokasidan, deion dan aspek rejuvinasi. Selain itu sebagian besar mikroorganisme EM4 adalah mikroorganisme fermentasi dan menghasilkan hormon, enzim, vitamin dan mikroelemen. Semuanya akan meningkatkan vitalisasi dari bibit yang ditanam serta menekan pertumbuhan patogen yang dapat menyerang tanaman. Karena itu, akan lebih baik lagi apabila bibit bawang yang akan ditanam dicelupkan atau direndam terlebih dahulu dengan larutan EM4 dengan konsentrsi 2 – 5 cc per liter air.
Produksi bawang merah didaerah ini oleh para petani di Bali kebanykan digunakan untuk bibit. Harga bibit tentu lebih tinggi dari pada harga untuk konsumsi.
Teknologi EM yang diperkenalkan oleh Prof. Dr. Turou Higa telah terbukti dapat meningkatkan kesuburan tanah, menekan pathogen, meningkatkan produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh sebab itu melalui Teknologi EM para petani di Bali di harapkan dapat tertarik bertani bawang merah.. (A)

EM4 Peternakan Efektif Menjaga Kesehatan Ternak Sapi

Usaha ternak sapi bagi masyarakat sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan yang bersifat sampingan. Beda dengan Kepala Desa Baratan, H. Irwan Kecamatan Patrang, Jember Jawa Timur, yang serius mengelola usaha penggemukan sapi dengan hasil yang sangat lumayan.
            ‘’Sekarang ini saya memiiki 50 ekor sapi yang gemuk-gemuk, karena kesehatannya selalu terjaga. Untuk menjaga kesehatan ternak salah satunya dengan menggunakan EM4 peternakan,’’kata Irwan.
Sebelum menggunakan EM, ternak sering terkena penyakit seperti cacingan, mencret-mencret serta gatal-gatal. Karena pengaruh bau kotoran sehingga mengundang hama dan lalat untuk datang ke kandang tersebut. Namun sejak menggunakan EM4, ternak lebih sehat, tidak mudah sakit, kandang tidak berbau dan napsu makannya meningkat.
Usaha penggemukan sapi juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan cukup besar volumenya, berguna untuk pertanian salah satunya  memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah.
            Di kabupaten Jember dengan ketersediaan lahan potensi pertanian yang tersedia cukup baik dan sangat potensial untuk dikembangkan ternak sapi potong.
Dengan EM peternak juga bisa mengusahakan peternakannya lebih sehat, tidak menimbulkan polusi bau dan bebas dari keracunan serta menghasilkan produk yang lebih sehat, rendah kolesterol, bebas residu kimia. Sedang pengaruh EM4 terhadap ternak sapi, mencegah bau tidak sedap pada kandang dan tempat pembuangan kotoran ternak, mengurangi jumlah lalat dan serangga ternak;Memperbaiki kesehatan ternak, mengurangi ketegangan (stres) ternak, memperbaiki mutu daging ternak,, memperbaiki kesuburan ternak, dan memperbaiki mutu kotoran ternak.
Memang, usaha sapi potong pada saat ini menguntungkan. Pasalnya, permintaan pasar terus meningkat. Indonesia dengan jumlah penduduk di atas 220 juta jiwa membutuhkan pasok daging yang besar. Peternakan domestik belum mampu memenuhi permintaan daging dari warganya. Timpangnya antara pasokan dan permintaan, ternyata masih tinggi.
Tidak mengherankan, masalah utama usaha sapi potong di Indonesia terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya. Sementara laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan penduduk tidak mampu diimbangi oleh laju peningkatan populasi sapi potong dan pada gilirannya memaksa Indonesai selalu melakukan impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun daging dan jeroan sapi. (A)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar