Rabu, 01 Februari 2012

Forum EM Edisi V


Mengolah Sampah Dengan EM4  

            EM4 Sangat dipercaya dalam mengolah sampah rumah tangga, karena disamping murah, efektif,  cepat dan ramah lingkungan.

Setidaknya ini pengakuan beberapa warga masyarakat dalam sosialisasi sampah rumah tangga di lingkungan RT/RW baik ketika sosialisasi di Kecamatan Sukolilo Surabaya Jawa Timur dan berbagai sosialisasi sampah rumah tangga di Jakarta serta di kota-kota besar lainnya..
Menurut Hadi, memproses sampah menjadi kompos merupakan langkah yang paling positif, apalagi menggunakan teknologi EM4 Pengolahan limbah dalam proses penguraiannya, walhasil lebih cepat, lebih efektif dan ramah lingkungan. ’’Kami memang mempercayakan EM4 sebagai bahan pengurai yang sangat efektif dalam membuat kompos, karena disamping murah, dan ramah lingkungan, kompos atau bokashi yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, ‘’kata Hadi, warga Sukolilo Surabaya ini .

Begitu juga dikatakan Mukri yang hadir dalam sosialisasi pada Program Bintaroku Peduli, Majalah Trubus dan PT. Songgolangit Persada Cabang Jakarta, membuat bokashi dengan EM4 lebih efektif, karena tidak memakan tempat dan dilakukan secara cepat.’’Dengan teknologi ini saya rasa masyarakat akan lebih terdorong dalam upaya mencari  solusi menanggulangi sampah yang akhir-akhir ini meresahkan warga karena menimbulkan bau yang tidak sedap,’’katanya.
Menurut Mukri seorang warga yang peduli dengan lingkungan dari Kecamatan Bintaro ini telah mempraktekkan mendaur ulang sampah menjadi kompos dan berbagai barang-barang bermanfaat lainnya.
 ‘’Di lingkungan kami, warga juga telah memakai dua tong sampah yang berbeda, yakni tong sampah untuk bahan organik dan on organik. Dengan pemisahan tempat pembuangan ini, maka pengelolaan sampah baik di rumah maupun di tempat pembuangan akhir akan lebih mudah,’’katanya.
            Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk kompos, sedangkan sampah non-organik bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Misalnya, Mukri membuat topi dari kantong plastik bekas pembungkus makanan, sedotan untuk bunga atau taplak meja, dan kantong plastik bekas detergen atau pelembut pakaian untuk tempat sepatu.
‘’Kami menyiapkan satu tong plastik besar untuk menampung sampah organik satu RT. Sejak dari rumah, warga telah memisahkan sampah hijau. Sampah itu lalu disetor ke tong yang besar. Jadi, tidak perlu setiap rumah memiliki tong plastik sendiri untuk membuat kompos,’’katanya.

EM4 dikembangkan oleh Profesor Teruo Higa dari Jepang. Dia adalah Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Ryukyu di Okinawa, Jepang. Di Indonesia, teknologi EM dikembangkan oleh oleh Ir. G N Wididana M.Agr atau Pak Oles yang terhimpun dalam Indonesia Kyusei Nature Farming Societies.
EM4 Pengolahan limbah merupakan kultur EM dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan dengan konsep mutakhir dalam bidang mikrobiology daur ulang limbah untuk memfermentasi limbah organik cair dan padat secara efektif. Sedang manfaat EM4 Pengolahan Limbah ini adalah mempercepat proses penguraian limbah organic cair maupun padat, menekan bau yang tidak sedap ( H2S dan NH3 ), menurunkan kadar BOD dan COD, menekan perkembangan mikroorganisme pathogen dan dapat digunakan untuk mendaur ulang limbah organik menjadi  kompos atau bokashi
EM4 sering digunakan sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk kompos padat dan juga untuk mengolah limbah cair.
Lalu bagaimana membuat kompos atau bokashi dari sampah rumah tangga? Sampah yang bisa dijadikan kompos adalah sampah apa saja yang berasal dari rumah tangga yang bersifat organik seperti potongan sayuran bayam, kangkung, singkong, jagung, dan sayuran basi, sampah daun-daunan pekarangan rumah dan lain-lain..
Sebelum dijadikan bokashi, sampah harus dipisahkan antara yang organik dan non organik seperti sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, air sabun, dan sebagainya Untuk membuat kompos atau bokashi skala rumah tangga diperlukan ember plastik atau gentong plastik. Apakah itu bekas kaleng cet yang berdiameter  30 cm, atau yang baru, pokoknya wadah yang bisa ditutup. Dibagian bawah dalam tong tersebut diberi tutup panci yang telah dilobangi atau batu bata agar air lindi yang menjadi pupuk cair bisa terpisah dengan pupuk bokashi padat.  
Setelah tong atau ember siap, sampah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, daun segar, dan sebagainya bisa dimasukkan. Sebaiknya sampah hijau ini dicincang dulu, atau diiris kecil- kecil agar mempercepat proses penghancuran.
 Untuk menambah pengayaan nutrisi kompos yang dihasilkan bisa juga dicampur serbuk gergaji, sekam, kotoran ternak dan dedak. Bahan-bahan tambahan ini memakai perbandingan 1:1, diaduk dengan bahan kompos tadi
Kemudian disemprotkan larutan EM4 (Effective Microorganism yang sudah dicampur dengan molase (limbah kecap), larutan gula merah, atau gula putih. Pembuatan kompos bisa dilakukan sekaligus, atau selapis demi selapis. Misalnya setiap dua hari ditambah sampah yang baru. Kapasitas komposter ini sekitar 5 - 20 kg. Untuk sekali pengolahan, komposter  bisa menghasilkan kompos sebanyak 5 - 10 kg, tergantung besar kecilnya komposter tersebut . Komposter ini cocok disimpan  di halaman belakang ataupun di halaman depan.  Nah, komposnya bisa langsung dipergunakan untuk pupuk tanaman disekitar rumah dan pupuk cairnya (air lindinya) bisa juga dipakai untuk memupuk tanaman tetapi dicampurkan air terlebih dahulu. ‘’Mudahkan  mengolah sampah rumah tangga dengan EM4?.’’kata Zakky Husein, Staf Ahli dari PT. Songgolangit. (A)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar