EM Limbah
Solusi Atasi
Limbah Industri
Pengendalian
pencemaran lingkungan merupakan bagian penting sebagai konsekwensi dari kegiatan industrialisasi. Sebab, jika
limbah tidak di treatment dengan baik akan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dan EM Limbah merupakan solusi untuk atasi pengolahan limbah tersebut.
Limbah
merupakan permasalahan yang sering
dihadapi akibat proses industrialisasi. Limbah cair misalnya, banyak
mengandung campuran bahan organik terdiri atas nitrogen, karbohidrat, lemak dan
protein yang bersifat tidak tetap dan menjadi busuk. Selain itu, limbah juga
mengandung bakteri pathogen sehingga membahayakan kesehatan manusia dan
mencemari lingkungan.
Karena
itulah, perlu adanya penanganan limbah tersebut agar tidak mengganggu
kenyamanan dan keseimbangan ekosistem. Teknologi EM Limbah telah menjawab
problematika ini karena mampu mengurai lemak yang terkumpul di ‘Grease trap’ sehingga larut bersama air
limbah. Tak hanya itu EM Limbah juga mampu menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) sehingga
air limbah yang telah diolah dapat dimanfaatkan kembali dan tidak berbahaya
bagi kesehatan manusia.
Produk EM Pengolahan limbah merupakan
kultur EM dengan konsep mutakhir dalam bidang mikrobiologi daur ulang limbah untuk
memfermentasi limbah organik cair dan padat secara efektif.
Bagi perusahaan tekstil yang saat ini mampu mengelola
limbah Bisa dilihat dari pembangun instalasi air limbah (IPAL) di atas tanah
seluas 4000 m2. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan IPAL serta
penyempurnaannya hingga tahun 1995 adalah sebesar 4 miliar. Dalam perkembangan
selanjutnya IPAL terus mengalami perbaikan dan penambahan instalasi sejalan
dengan peningkatan produksi.
Kapasitas IPAL PT Unitex saat ini mampu mengelola
limbah cair sebesar 5000 m3 per hari (maksimum). IPAL PT Unitex telah
memberikan hasil yang memuaskan dalam mengelola limbah cair dari hasil
produksinya. Hal ini ditunjukan dengan berhasilnya PT Unitex mendapat
penghargaan Prokasih No. 1 di Indonesia pada tahun 1991 dan pialanya diserahkan
langsung oleh Presiden Soeharto di istana
negara.
Kepala Bagian Utility PT. Unitex, Maman Suherman menyatakan pengolahan limbah pabrik tekstil ini menggunakan methode fisika, kimia dan biologi yaitu menggunakan sistem koagulasi dan sedimentasi serta sistem lumpur aktif dan penambahan mikroba aktif (EM limbah) untuk penanganan proses pengolahan air limbahnya. ‘’Hasil proses limbah ini cukup baik, sebelum kita buang kesungai Cibalok terlebih dulu diujikan pada ikan dan ternyata ikannya sehat dan dapat dikonsumsi dengan aman,’’kata Maman.
Kepala Bagian Utility PT. Unitex, Maman Suherman menyatakan pengolahan limbah pabrik tekstil ini menggunakan methode fisika, kimia dan biologi yaitu menggunakan sistem koagulasi dan sedimentasi serta sistem lumpur aktif dan penambahan mikroba aktif (EM limbah) untuk penanganan proses pengolahan air limbahnya. ‘’Hasil proses limbah ini cukup baik, sebelum kita buang kesungai Cibalok terlebih dulu diujikan pada ikan dan ternyata ikannya sehat dan dapat dikonsumsi dengan aman,’’kata Maman.
Maman juga menjelaskan, penggunaan EM4 dilakukan
sebanyak 2000 liter perbulan. Dilakukan fermentasi sebanyak dua kali dalam
seminggu.’’Dengan banyaknya ragam dan jenis mikroba aktif proses penjernihan
lebih cepat,’’katanya.
Sementara itu, Kacab PT. Songgolangit Persada, Ir.
Agoes Wibisana mengamini akan keefektifan EM Limbah dalam pengelolaan limbah
secara biologi. Sebab, EM4 mengandung miroorganisme aktif yang mampu menurunkan
kadar BOD dan COD, mengurangi bau tidak sedap yang disebabkan H2S, NHX,
Methylmercaptan, Amoniak dan lainnya. ‘’Semua data penurunan kadar BOD dan COD
dapat dilihat dari hasil Laboratorium Lingkungan Keairan yang secara berkala
terus dipantau,’’katanya.
Hari hasil laboratorium dapat diketahui kadar BOD-5 hanya 128 mg/l (inlet), 40 mg/l
(outlet) sedang kadar maksimum yang ditetapkan pemerintah 60 mg/l. Begitu juga
dengan COD, sekitar 106 mg/l outlet, ambang batas dari pemerintah 150 mg/l.
Begitu juga dengan amoniak (NH3-N) 3,04 mg/l (inlet) dan 2,16 mg/l (outlet)
sedang baku mutu limbah cair maksimum yang ditetapkan pemerintah 8.0 mg/l.
Sebagaimana diketahui limbah yang dihasilkan itu mulai
dari pemintalan (Spinning), pertenunan (Weaving), pencelupan (Dyeing
Finishing). Bagian pemintalan adalah bagian dari produksi yang melakukan proses
pembuatan benang dari bahan baku
kapas dan polyester. Bagian pertenunan adalah bagian produksi yang melakukan
proses pertenunan benang hingga menjadi kain. Akan tetapi kain yang dihasilkan
oleh bagian pertenunan ini masih berupa kain mentah (Grey Cloth). Sedangkan
bagian pencelupan adalah bagian yang melakukan proses pencelupan dan
penyempurnaan dari kain mentah menjadi kain jadi (Finish Goods). ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar