Mengolah Sampah Dengan EM4
EM4 Sangat dipercaya dalam mengolah sampah
rumah tangga, karena disamping murah, efektif,
cepat dan ramah lingkungan.
Setidaknya ini
pengakuan beberapa warga masyarakat dalam sosialisasi sampah rumah tangga di
lingkungan RT/RW baik ketika sosialisasi di Kecamatan Sukolilo Surabaya Jawa
Timur dan berbagai sosialisasi sampah rumah tangga di Jakarta serta di kota-kota besar lainnya..
Menurut Hadi, memproses
sampah menjadi kompos merupakan langkah yang paling positif, apalagi menggunakan
teknologi EM4 Pengolahan limbah dalam proses penguraiannya, walhasil lebih
cepat, lebih efektif dan ramah lingkungan. ’’Kami memang mempercayakan EM4
sebagai bahan pengurai yang sangat efektif dalam membuat kompos, karena
disamping murah, dan ramah lingkungan, kompos atau bokashi yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik, ‘’kata Hadi, warga Sukolilo Surabaya ini .
Begitu juga dikatakan
Mukri yang hadir dalam sosialisasi pada Program Bintaroku Peduli, Majalah
Trubus dan PT. Songgolangit Persada Cabang Jakarta, membuat bokashi dengan EM4
lebih efektif, karena tidak memakan tempat dan dilakukan secara cepat.’’Dengan
teknologi ini saya rasa masyarakat akan lebih terdorong dalam upaya mencari solusi menanggulangi sampah yang akhir-akhir
ini meresahkan warga karena menimbulkan bau yang tidak sedap,’’katanya.
Menurut Mukri seorang
warga yang peduli dengan lingkungan dari Kecamatan Bintaro ini telah mempraktekkan
mendaur ulang sampah menjadi kompos dan berbagai barang-barang bermanfaat
lainnya.
‘’Di lingkungan kami, warga juga telah memakai
dua tong sampah yang berbeda, yakni tong sampah untuk bahan organik dan on
organik. Dengan pemisahan tempat pembuangan ini, maka pengelolaan sampah baik
di rumah maupun di tempat pembuangan akhir akan lebih mudah,’’katanya.
Sampah
organik bisa dimanfaatkan untuk kompos, sedangkan sampah non-organik bisa
dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi berbagai macam barang. Misalnya, Mukri
membuat topi dari kantong plastik bekas pembungkus makanan, sedotan untuk bunga
atau taplak meja, dan kantong plastik bekas detergen atau pelembut pakaian
untuk tempat sepatu.
‘’Kami
menyiapkan satu tong plastik besar untuk menampung sampah organik satu RT.
Sejak dari rumah, warga telah memisahkan sampah hijau. Sampah itu lalu disetor ke
tong yang besar. Jadi, tidak perlu setiap rumah memiliki tong plastik sendiri
untuk membuat kompos,’’katanya.
EM4 dikembangkan
oleh Profesor Teruo Higa dari Jepang. Dia adalah Guru Besar Fakultas Pertanian
Universitas Ryukyu di Okinawa, Jepang. Di Indonesia, teknologi EM dikembangkan
oleh oleh Ir. G N Wididana M.Agr atau Pak Oles yang terhimpun dalam Indonesia
Kyusei Nature Farming Societies.
EM4 Pengolahan limbah
merupakan kultur EM dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan dengan
konsep mutakhir dalam bidang mikrobiology daur ulang limbah untuk memfermentasi
limbah organik cair dan padat secara efektif. Sedang manfaat EM4 Pengolahan Limbah ini
adalah mempercepat proses penguraian limbah organic cair maupun
padat, menekan bau yang tidak sedap
( H2S dan NH3 ), menurunkan kadar BOD dan COD,
menekan perkembangan mikroorganisme pathogen dan dapat digunakan untuk mendaur
ulang limbah organik menjadi kompos atau
bokashi
EM4 sering
digunakan sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk kompos padat dan juga
untuk mengolah limbah cair.
Lalu bagaimana
membuat kompos atau bokashi dari sampah rumah tangga? Sampah yang bisa
dijadikan kompos adalah sampah apa saja yang berasal dari rumah tangga yang
bersifat organik seperti potongan sayuran bayam, kangkung, singkong, jagung,
dan sayuran basi, sampah daun-daunan pekarangan rumah dan lain-lain..
Sebelum
dijadikan bokashi, sampah harus dipisahkan antara yang organik dan non organik
seperti sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, air sabun, dan
sebagainya Untuk membuat kompos atau bokashi skala rumah tangga diperlukan ember plastik atau gentong plastik. Apakah itu bekas kaleng cet yang berdiameter 30 cm, atau yang baru, pokoknya wadah yang bisa ditutup. Dibagian bawah dalam tong tersebut diberi tutup panci yang telah dilobangi atau batu bata agar air lindi yang menjadi pupuk cair bisa terpisah dengan pupuk bokashi padat.
Setelah tong
atau ember siap, sampah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, daun
segar, dan sebagainya bisa dimasukkan. Sebaiknya sampah hijau ini dicincang
dulu, atau diiris kecil- kecil agar mempercepat proses penghancuran.
Untuk menambah pengayaan nutrisi kompos yang
dihasilkan bisa juga dicampur serbuk gergaji, sekam, kotoran ternak dan dedak. Bahan-bahan
tambahan ini memakai perbandingan 1:1, diaduk dengan bahan kompos tadi
Kemudian disemprotkan
larutan EM4 (Effective Microorganism yang sudah dicampur dengan molase (limbah
kecap), larutan gula merah, atau gula putih. Pembuatan kompos bisa dilakukan
sekaligus, atau selapis demi selapis. Misalnya setiap dua hari ditambah sampah
yang baru. Kapasitas komposter ini sekitar 5 - 20 kg. Untuk sekali pengolahan, komposter bisa menghasilkan kompos sebanyak 5 - 10 kg, tergantung besar kecilnya komposter tersebut . Komposter ini cocok disimpan di halaman belakang ataupun di halaman depan. Nah, komposnya bisa langsung dipergunakan untuk pupuk tanaman disekitar rumah dan pupuk cairnya (air lindinya) bisa juga dipakai untuk memupuk tanaman tetapi dicampurkan air terlebih dahulu. ‘’Mudahkan mengolah sampah rumah tangga dengan EM4?.’’kata Zakky Husein, Staf Ahli dari PT. Songgolangit. (A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar