Methode SRI Plus EM4 Hasilkan Padi Terbaik
Bertani dengan Metodhe SRI (System Of Rice
Intensification) plus menggunakan Produk
EM4 (Effektif Mikroorganisme) ternyata lebih
menguntungkan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Pasalnya, pemberian bahan organik ke dalam tanah
tanpa inokulasi EM4 atau bakteri pengurai akan menyebabkan pembusukan bahan organik yang
terkadang akan menghasilkan unsur anorganik (gas methan) sehingga akan
menghasilkan panas dan gas beracun yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. dan mengurangi penebalan lapisan gas "rumah
kaca".
Selain
mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, EM4 Pertanian juga merangsang
perkembangan mikroorganisme lainnya yang menguntungkan untuk pertumbuhan
tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan
mikoriza. Mikoriza membantu tumbuhan menyerap fosfat di sekilingnya. Ion fosfat
dalam tanah yang sulit bergerak menyebabkan tanah kekurangan fosfat.
Dengan EM4 Pertanian hife
mikoriza dapat meluas dari misellium dan memindahkan fosfat secara
langsung kepada inang dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap
tanaman. EM4 Pertanian juga melindungi tanaman dari serangan penyakit karena
sifat antagonisnya terhadap pathogen yang dapat menekan jumlah pathogen di
dalam tanah atau pada tubuh tanaman
Sebagaimana
diketahui, salah satu permasalahan yang dihadapi petani pada saat ini adalah
menurunnya hasil panenan permusim. Dari tahun ke tahun petani merasakan bahwa
hasil produksi sawahnya semakin turun. Petani merasa bahwa tingkat kesuburan
dan kesehatan tanah sawahnya semakin kritis. Tanah sawahnya retak – retak dank
keras.
Hal ini sesuai
dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh ahli tanah diperoleh bahwa lebih dari 90% tanah-tanah pertanian yang
tersebar di seluruh Indonesia, kadar bahan organiknya di bawah 1 %. Ini
menandakan tanah pertanian di Indonesia
telah rusak parah. Faktor yang menyebabkan rusaknya tanah pertanian karena kesalahan dalam pengelolaannya
termasuk di dalamnya penggunaan bahan pupuk kimia dan pestisida yang diluar
dosis kewajaran.
Limbah pertanian
berupa jerami, sekam padi yang seharusnya dikembalikan lagi ke dalam sawah,
malahan dibakar, sehingga hampir tidak ada nilai tambah yang dapat
diperoleh perannya sebagai pupuk organik
dan terjadinya pencemaran udara.. Penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijauan
hampir tidak pernah dilakukan lagi dengan alasan merepotkan dan jumlahnya yang
agak banyak. Petani telah terbiasa dengan hal-hal yang praktis dan instant.
Perilaku usaha
tani sekarang ini lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan memupuk tanah
agar menjadi subur. Petani belum melibatkan tanah sebagai komponen yang
mempengaruhi dan menentukan produksi sehingga ada pembiaran dalam mengurus
tanah.
Melihat kondisi
seperti ini, sudah saatnya semua pihak termasuk petani mulai merubah pola tanam
yang jelas-jelas sudah tidak dapat memberikan hasil produksi pertanian yang
signifikan.
Metode SRI plus
EM4 atau cara penanaman padi secara intensif adalah salah satu solusi yang bisa
ditawarkan. Dengan menanam padi secara SRI petani akan memperoleh banyak
keuntungan diantaranya : hasil panen yang meningkat (diatas 7 ton/ha), biaya
produksi yang rendah, efisinsi penggunaan air, hidup yang lebih sehat dan bebas
dari residu kimia (cemaran dari pupuk dan pestisida kimia), hama dan penyakit yang mudah dikendalikan.
Selain itu juga akan dihasilkan produk pangan organik yang bebas residu kimia
dengan harga jual yang lebih mahal dibandingkan produk beras yang dibudidayakan
dengan system konvensional (pertanian kimia).
Apalagi di tambah dengan produk EM4 Pertanian, karena EM4 Pertanian merupakan bakteri fermentasi bahan organik
tanah yang menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah. Terbuat dari hasil
seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah
Sedang cara
membuat Teknik SRI Plus EM4, semua bahan organik berupa jerami, batang pisang,
rumput semak dicacah-cacah antara 5 – 10 cm, pupuk kandang, dedak, sekam
padi disebar secara merata ke dalam
petak sawah sebelum pengolahan tanah yang pertama.
Dalam membuat
larutan EM4 Fermentasi dengan cara melarutkan 2 liter EM4 ditambah dengan 2 liter Molase atau 1 kg gula pasir/gula jawa
ke dalam 200 air sumur. Untuk hasil terbaik sebaiknya air sumur diganti dengan
ait kelapa atau air bekas cucian beras. Aduk hingga semua molase atau gula
larut dalam air. Larutan yang terbentuk kemudian difermentasi atau diperam selama 4 -7 hari di dalam drum
plastik.Drum plastic tempat menfermentasi larutan EM4 bagian bawahnya diberi
kran air untuk mengeluarkan larutan dan disarankan drum tersebut diletakkan di
atas galengan sawah dekat pintu masuk air irigasi.
Sebelum
pengolahan tanah yang pertama, air irigasi dimasukkan ke dalam petak sawah.
Bersamaan dengan masuknya air irigasi, kran drum plastic yang berisi EM4
fermentasi dibukan sehingga larutan EM4 fermentasi ikut terbawa dan menyebar ke
seluruh areal sawah..
Setelah seluruh
lahan sawah basah dan mendapat air yang cukup, lakukan pembajakan tanah sawah
dengan alat bajak tradisional atau dengan traktor sehingga seluruh bahan
organik, EM4 fermentasi dan pupuk kandang rata tercampur dan terbenam dalam
tanah dan biarkan terfermentasi selama 1-2 minggu. Cara ini dikenal dengan
istilah Walik Jerami.
Kemudian buat juga
larutan EM4 fermentasi dengan komposisi
yang sama seperti sebelumnya yakni seminggu sebelum pengolahan tanah kedua
(penggaruan) dilakukan. Larutan EM4 fermentasi dikeluarkan dengan cara membuka kran bersamaan
dengan masuknya air irigasi ke lahan sawah sebelum proses pengolahan tanah yang
kedua dilakukan.
Setelah lahan
sawah cukup mendapat air irigasi dan semua pintu air telah ditutup rapat, tanah
sawah digaru hingga membentuk struktur lumpur. Buat saluran drainase
mengelilingi seluruh lahan sawah dengan lebar 50 cm dan dalam 30 cm. Saluran
drainase ini dibuat untuk membuang kelebihan air sehingga lahan penanaman
selalu dalam kondisi macak-macak (tidak boleh tergenang air).@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar