Usaha Penggemukan Ayam Potong
Beternak ayam potong (pedaging),
memiliki prospek yang cukup cerah pada masa sekarang ini, dilihat dari
kebutuhan akan daging untuk konsumsi di Indonesia cukup besar. Apalagi
dalam menghadapi hari raya seperti hari raya idul fitri, natal dan tahun baru.
Peluang bisnis ayam potong ini tentu saja sangat menggiurkan, akan
tetapi didalam berusaha tersebut, peternak harus dapat mengantisipasi
persoalan-persoalan yang muncul dalam masa pemeliharaan.
Seperti yang dialami Heru, peternak ayam potong dari
Desa Bagorejo, Banyuwangi, walau bisnis
ayam potong sangat menguntungkan tetapi kalau tidak bisa merawat dan menjaganya
dari penyakit, bukan keuntungan yang di dapat tetapi kerugian.
Dilihat dari pengalaman, Heru yang sudah menggeluti bisnis
ayam potong selama 15 tahun ini terbilang cukup berhasil. ‘’Namun sekarang ini,
saya hanya mengelola penggemukan saja selama 1 - 2 minggu selanjutnya siap
dijual’’katanya.
Menurutnya, sekarang ini
banyak sekali bisnis ayam potong di Banyuwangi. Karena mahalnya pakan,
atau mengganasnya gangguan penyakit, peternak banyak yang menjual ayam muda,
atau bibit yang baru dirawat selama 2 minggu. ‘’Bibit-bibit yang masih 2 minggu
itu saya beli dan saya gemukan di sini sehingga siap dilempar ke pasaran,’’katanya.
Memang dalam masa penggemukan, kebutuhan pakan yang paling
utama. Konsentrasi penggemukan memang pada pemberian pakan yang bermutu. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang
dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral,
sehingga pertambahan berat badan perhari tinggi.
‘’Pada saat itu ayam memiliki berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan
adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam
juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
Pada masa penggemukan ini,, yang perlu diperhatikan adalah
tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi.
Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada
umur siap jual antara 30 – 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam.
Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut,
ayam sudah dapat dipanen.
Untuk mengatasi penyakit, Heru tak pernah khawatir, sejak
pria yang juga senang bertani ini, selalu menggunakan EM4 baik untuk minum,
disemprotkan pakan serta untuk sanitasi sehingga tidak menimbulkan bau.
‘’Dengan menggunakan EM4, ayam terlihat lebih sehat, mencegah stress dan
menghasilkan pupuk kandang yang prima,’’jelasnya.
Menurut Heru, sejak
menggunakan EM4, berbagai penyakit yang sangat ditakuti peternak seperti Tetelo, Ngorok, Berak Kapur, bahkan yang paling sadis flu
burung, belum pernah terjadi. ‘’Mudah-mudahan tidak terjadi, kalau kesehatan
ayam ternak selalu terjaga,’’katanya.
Biasanya kematian ternak dapat terjadi pada hari ke-4 setelah terinfeksi.
Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang
memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi
kandang.
Dan yang paling efektif dalam perbaikan sanitasi adalah, dengan
menggunakan EM4, karena dapat memfermentasi kotoran ternak menjadi senyawa
organik yang bermanfaat. Carannya,
campurkan larutan EM4 dan Molase atau gula dengan air, dengan perbandingan 1 :
1 : 100, kemudian didiamkan selama dua hari agar terjadi proses fermentasi.
Kemudian semprotkan larutan tersebut pada kandang ternak dengan dosis 1 – 2
liter permeter persegi luasan kandang.
Dan yang paling menarik
menggunakan EM4, ayam - ayam petelur yang tidak produktif kembali bertelur. Hal
ini karena EM4 mampu menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak. ‘’
Ini membuktikan kesehatan ayam terjaga dengan baik dengan menggunakan probiotik
seperti EM4,’’jelas Heru.
Untuk penggunaan
EM4 pada pakan, cukup larutkan EM4 sebanyak 1-2 cc ke dalam 1 sampai 1.5 liter
air, lalu semprotkan pada pakan ternak yang akan diberikan. Bisa juga
menggunakan EM Bokashi pakan dapat dicampurkan dengan dedak, konsentrat dan
jagung, dengan perbandingan 10 bagian EM Bokashi ditambah 10 bagian dedak dan
ditambah 2 bagian konsentrat dan 2 bagian jagung. Untuk air minum ternak, EM4
sebanyak 1 -2 cc ke dalam 1 sampai 1.5 liter air, diberikan setiap hari.
Sedang untuk
limbah ternak, campurkan larutan EM4 dan molase atau gula dengan air, dengan
perbandingan 1 : 1 : 100, kemudian didiamkan selama dua hari agar terjadi proses fermentasi.
Larutan tersebut dapat disemprotkan pada limbah ternak dengan kapasitas limbah
1 ton.
Limbah yang
telah difermentasi tersebut untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
organik bermanfaat untuk pertanian sebagai pupuk organik maupun pakan ternak.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar