EM4 Perikanan Genjot Produksi Ikan Lele
Untuk
menghasilkan produksi Ikan lele secara cepat dan maksimal, terpenting adalah
pemberian pakan yang maksimal dan menjaga kesehatan ikan. Untuk menjaga
kesehatannya, perlu teknologi pengurai berbagai macam lemak dan kotoran pada
kolam ikan, sehingga oksigen terlalut tetap terpenuhi, gas-gas beracun terurai
dan ikan pun terhindar dari penyakit dan stress.
‘’Dan
yang tepat mengurai kotoran ikan yang menjadi penghambat pertumbuhan ikan itu
adalah perlakukan EM4 Perikanan pada media ikan tersebut secara
rutin,’’demikian dikatakan Sueng pemilik budidaya Ikan lele dari Desa Cogreg,
Ciseeng Parung.
Menurut
Sueng, dengan teknologi EM4 Perikanan, produksi ikan lele bisa terjamin.
Apalagi untuk anakan lele, dengan menggunakan EM4 Perikanan air tetap
terjaga Menjaga anakan ikan lele boleh
dibilang gampang-gampang susah. Sulitnya, karena anakan sangat sensitif,
terutama pada kondisi air. ‘’Saya dulu kesulitan memelihara anakan ikan lele,
hampir 5000 anakan dari 10.000 anakan ikan lelenya mati, karena kondisi air
yang buruk, namun dengan EM4 sekarang sudah aman, tingkat kematian anakan bisa
ditekan,’’jelasnya..
Dalam
sosialisasi yang diadakan Kacab PT. Songgolangit Jakarta, Ir. Agoes Wibisana,
memang banyak sekali perlakukan terhadap anakan keliru. Menurut Agues,
penggunaan EM4 Perikanan pada anakan ikan leleh sebenarnya sangat mudah, namun
terlebih dahulu, perlu diperhatikan kondisi air termasuk pH, suhu air. Bahkan
pemberian pakan buatan mengakibatkan menumpuknya kotoran yang menimbulkan zat-zat berbahaya seperti amoniak, H2S dan lain-lain.
Karena
itulah Sueng secara khusus mengundang
Tim EM4 Jakarta untuk menangani dan memberikan solusi terbaiknya dalam
mengaplikasikan EM4 pada ikan tersebut.
Menurut
Agues, pada analisis awal, terdapat pH yang tidak seimbang, kemungkinan
kedua, ikan lele milik Sueng ini
mengalami keracunan air yang mengandung amoniak, CO2, H2S dan gas berbahaya
lainnya, sehingga harus diberikan EM4. (A)
Jawa Tengah
Kelinci Teknologi EM4 Lebih Cepat Besar
Ini
dibuktikan Peternak kelinci, Sri Warno dari Kelurahan Patrobangsan, Magelang
Utara Jawa tengah, ternak kelinci lebih cepat besar dan mudah berkembang biak. ‘’Baru tiga bulan saja kelinci sudah
besar-besar dan sudah berkembang biak,’’katanyanya.
Menurut Sri,
memelihara kelinci gampang-gampang susah. Kelangsungan hidupnya sangat
ditentukan oleh perhatian dan perawatan peternaknya. Jenis, jumlah dan mutu
makanan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan dan
perkembangbiakannya termasuk memberikan minum dengan EM4.
Makanan kelinci
yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijau, jerami, biji-bijian, umbi dan
konsentrat. Makanan hijau yang diberikan antara lain semacam rumput lapangan,
sayuran seperti kangkung dan wortel, daun pepaya, daun talas dan lain-lain. ‘’Sayuran
hijau yang akan diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan
jangan dalam keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar
serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan
kejang-kejang atau mencret,’’Jelas Sri
Dengan rutin
memberikan minuman yang telah difermentasi dengan EM4, kelinci terlihat sangat
sehat. ‘’Ciri-ciri kelinci sehat bisa dilihat dari penampilannya yang lincah,
serta mata yang tajam tidak layu,’’katanya.
Kandang
yang dipakai sebaiknya berukuran minimal 60 x 40 sentimeter untuk seekor
kelinci. Kandang itu harus bersih, tidak lembab, cukup penyinaran, dan anam
dari makhluk predator semisal musang, tikus, dan ular.
Penyakit yang
sering diderita kelinci adalah scabbies, sejenis kudis di kulit yang
amat gatal. Penyakit ini biasanya muncul bila ia berada di tempat yang lembab
tapi bisa diatasi dengan Minyak Oles
Bokashi.
Kebanyakan
kelinci yang dipotong dan dimasak begitu adalah yang berasal dari Selandia Baru,
atau Australia.
Jenis lain adalah Flaam Reuss yang berasal dari eropa. Biasanya berat kelinci
ini mencapai 5-6 kg per ekor. ‘’Sebenarnya semua jenis kelinci bisa dipotong,
tapi orang sayang karena bulunya yang menarik dan binatangnya lucu. Jadi, kelinci
dipelihara saja,’’katanya.(A)
Jawa Timur
Dengan EM4 Melon
Berbuah Manis
Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini buah melon milik
Heru Purnomo asal desa Bagorejo, Banyuwangi Jawa Timur. Berbuah banyak, dan
besar-besar. Dan yang uniknya rasa manisnya itu sangat berbeda sesali pada
tahun lalu. Tahun lalu memang berbeda dengan tahun sekarang, dulu tidak memakai
EM4 alias pemupukan konfensional, sekarang menggunakan EM4.
Dulu
berbuah sedikit, sekarang berbuah banyak dan manis. Walhasil, melon Heru banyak
diminati masyarakat. Bahkan banyak masyarakat Banyuwangi yang langsung membeli
dari ladang Heru yang luasnya sebanyak 1 hektar. Di lahan tersebut tak
hanya Melon tetapi juga memiliki perkebunan semangka yang terkenal
juga manisnya.
‘’Sejak
saya memakai EM4, rasa buah melon saya lebih manis dan banyak masyarakat yang
langsung membeli di ladang. Di ladang ini silahkan saja, konsumen memilih mana
yang menurut mereka paling manis,’’katanya bangga.
Berbeda
dengan tahun lalu, Heru mengingat kebunnya ini jarang sekali dikunjungi
masyarakat. Karena selain rasanya kurang manis hasil produksinya juga sedikit.
‘’ Saya hanya mengandalkan bokashi padat dan cair untuk pemupukan dan hasilnya
cukup memuaskan,’’kata Heru yang juga memiliki ternak ayam potong.
Apalagi
kata Heru, biaya pemupukannya lebih irit dibandngkan menggunakan pupuk kimia
sepeti NPK. Dan yang pasti buahnya lebih aman untuk dikonsumsi. ‘’Karena itu
banyak masyarakat yang menyukai buah
melon saya ini karena sangat organik,’’katanya.
Disamping
memberikan hasil yang baik, penggunaan bokashi juga dapat menekan biaya
produksi. Karena penggunaan EM4 itu sangat irit. Dengan menggunakan EM4 tanah
menjadi subur, lebih gembur dan perkembangan tanaman melon lebih cepat dan
buahnya lebih manis. Heru juga berharap, lahan perkebunan melon nya menjadi
percontohan bagi petani yang ingin mengembangan
tanaman ini. (A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar