Jerami Fermentasi Pakan Sapi Alternatif
Di lahan pertanian, limbah pertanian berupa jerami
selama ini menjadi “barang” buangan yang
disingkirkan melalui dibakar. Limbah jerami menjadi halangan petani saat
melakukan pengolahan tanah. Dengan Teknologi EM4, limbah pertanian bisa
digunakan pakan sapi yang memiliki kualitas gizi baik.
Potensi pengembangan ternak ruminansia di Bali
utamanya ternak sapi sangatlah besar. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan
Provinsi Bali, populasi ternak sapi Bali Tahun 2010 mencapai 683800 ekor. Dari
jumlah itu, 60573 ekor dikirim ke Jakarta
(sapi antar pulau). Sisanya, untuk menyuplai kebutuhan lokal Bali.
Dibalik besarnya potensi ternak sapi bali, para peternak dihadapkan
pada ketersediaan pakan ternak sepanjang masa. Dipihak lain, lahan pengembangan
Hijauan Makanan Ternak (HMT) kian terbatas seiring dengan tingginya alih fungsi
lahan pertanian untuk perumahan.
Kebutuhan HMT harian bagi ternak
ruminansia minimal 10 % dari berat hidupnya. Seekor sapi berbobot 250 kg,
memerlukan HMT minimal 25 kg perhari. Agar ternak bisa tumbuh dan berproduksi
dengan baik, jumlah HMT yang diberikan harus melebihi kebutuhan minimal
tersebut.
Fakta lapangan menunjukkan, untuk bisa memenuhi kontinyuitas HMT
sepanjang musim, seekor sapi Bali dengan bobot
minimal 200 kg membutuhkan lahan HMT seluas 5 are. Artinya, untuk memelihara 10
ekor sapi Bali, harus menyiapkan lahan HMT
seluas 50 are. Untuk bisa menopang kebutuhan pakan sapi, lahan HMT harus
dipupuk secara kontinyu dengan pupuk organik air.
Tentu saja tanpa menggunakan
teknologi pakan yang baik, investasi awal yang diperlukan untuk memelihara
ternak sapi sangatlah besar. Menjawab
permasalahan ini peternak harus menerapkan sistem beternak intensif. Sistem
beternak intensif salah satunya diperlakuan pemberian pakan. Pakan pilihan yang
diberikan bisa dalam bentuk konsentrat sapi, limbah perkebunan, limbah
pertanian dan limbah pasar (sisa sayur dan dedaunan).
Jerami adalah limbah pertanian yang
umumnya dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan sapi tatkala musim paceklik
(kemarau) datang. Umumnya, pemberian jerami tidaklah melalui proses fermentasi,
sehingga nilai gizinya rendah. Serat kasar jerami sangatlah tinggi yaitu
kisaran 30-45 %.
Jerami Fermentasi
Melihat tingginya serat kasar jerami
dan rendahnya protein kasar (3 – 4 % ) maka sebagai pakan sapi, jerami perlu
dilakukan fermentasi. Dari hasil Proximate Analysis, di Laboratorium
Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan UNUD, jerami yang difermentasi dengan EM4
terjadi peningkatan protein kasar. Protein kasar jerami dari 3,50 % naik
menjadi 7,05355, serat kasarnya dari 35,0 % turun menjadi 25,5949.
Kesimpulannya, setelah difermentasi terjadi peningkatan protein kasar
sebesar 4,05355 %. dan penurunan serat
kasar sebesar 4,405075 %.
Untuk membuat jerami fermentasi
(untuk 1 ton jerami) alat-alat yang dibutuhkan itu, cangkul bergigi,
ember/tong kapasitas 50 liter,gayung,terpal plastik ukuran 6 x 5 meter dan
sprayer. Sedang bahan-bahannya dedak padi halus 20 kg, EM4 ternak 2 liter,
molasses (tetes tebu) 2 liter dan Air sumur.
Cara
membuat. lakukan inokulum bakteri dengan cara mencampur EM4 2 liter + Molase 5
liter ke dalam air sumur sejumlah 50 liter. Lalu tutup dan diamkan campuran
tersebut selama 24 jam.Bila telah difermentasi selama 24 jam campuran tersebut
siap digunakan ditandai dengan timbulnya jamur putih pada bagian atas permukaan
air. Tebarkan jerami ditempat teduh dan kering setinggi 10 cm, sedikit demi
sedikit, taburkan dedak secara merata
pada permukaan jerami.
Semprotkan larutan EM4 secara merata hingga kadar air dalam jerami
mencapai 30 %.Bila telah merata, tebarkan kembali jerami sesuai dengan petunjuk
poit 4 hingga mencapai tinggi 1 meter. Bila tinggi tumpukan mencapai 1 meter,
tutup rapat-rapat jerami dengan terpal. Lakukan pemantauan suhu fermentasi
(suhu gundukan maksimum 500 c.
Bila suhunya lebih dari 500 C, maka terpal dibuka dan diamkan selama 30
menit. Bila suhu terlalu panas maka tumpukan sebaiknya dibongkar.Dalam waktu
7-10 hari jerami telah mengalami proses
fermentasi yang ditandai dengan tumbuhnya jamur putih dipermukaan
jerami.Bongkar dan diangin-anginkan gundukan jerami sebelum disimpan ditempat
teduh dan kering. Berikan jerami yang telah diangin-anginkan pada ternak sapi
sekitar 8-12 kg/hari.
Pemberian jerami fermentasi bukanlah pakan utama melainkan hanya
pakan sampingan yang jumlahnya 45-50 % dari total pemberian pakan harian. Di
lapangan, pakan jerami fermentasi dikombinasikan dengan rumput segar dan dedak
gandum/padi, dihasil pertumbuhan berat hidup sapi rata-rata 0,4 - 0,45
kg/ekor/hari. Selain jenis pakan, peningkatan berat hidup sapi juga dipengaruhi
oleh potensi genetik. (t)
Rincian Biaya Produksi
Jerami Padi :
No
|
Uraian
|
Volume
|
Satuan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Pembelian Jerami
|
1000
|
Kg
|
100,-
|
100.000,-
|
2
|
Tenaga & Transport
|
1
|
Paket
|
150.000,-
|
150.000,-
|
3
|
Dedak
|
20
|
Kg
|
2.000,-
|
450.000,-
|
4
|
Molases
|
2
|
liter
|
5.000,-
|
10.000,-
|
5
|
EM4
|
2
|
liter
|
17.500,-
|
35.000,-
|
335.000,-
|
Jumlah biaya di atas berdasarkan harga di Pulau Bali.
Jadi biaya produksi pembuatan jerami
fermentasi untuk 1 ton adalah Rp. 335.000,- atau Rp. 335/kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar