SRI Plus EM4 Tingkatkan Produksi Pertanian
PT. Songgolangit Persada terus melakukan inovasi dengan
mengembangkan proyek percontohan dipelbagai daerah di Indonesia, termasuk di Pemalang,
Jateng. Yang dikenal sebagai salah satu daerah sentra penghasil tanaman padi di
Indonesia.
Demplot padi dibuat
disalah satu lahan warga, tepatnya di Desa Kali Gelang, Pemalang. Jateng.
Sebagai komoditas dipilih varietas padi situ bagendit yang mempunyai umur tanam
110-120 hari, mempunyai rasa enak dengan potensi hasil 6,0 GKG (t/ha), sedangkan pola tanam yang
diterapkan menggunakan sistem penanaman Padi secara SRI tabela atau tabur benih
langsung.
“Melalui sistem ini,
petani bisa hemat benih hingga 70 %, petani cukup menyediakan benih 5 kg untuk
satu hektare, jauh lebih sedikit jika dibandingkan cara konvesional yang
membutuhkan benih padi kurang lebih hingga 20 Kg untuk satu hektar, keuntungan
berlebih akan didapatkan petani ”jelas
M. Zakky Husein dari PT, Songgolangit Persada
Sebelum penanaman, terlebih dahulu lahan diolah, bahan
organik disiapkan sebagai pupuk dasar, berupa pupuk kandang 10 000 kg/ha,
dedak/ bekatul 1000 kg, arang sekam padi 1000 kg dan jerami padi+rumput+
daun-daun 1000 kg, bahan organik untuk
asumsi 1 ha lahan.
Bahan-bahan organik selanjutnya di sebar merata pada petak
sawah, dengan terlebih dahulu di potong-potong dengan mesin pencahah agar mudah
terserap tanah. Sebelum dilakukan pembajakan, sawah dialirkan terlebih dahulu
dengan larutan EM4 fermentasi (Campuan bahan
2 liter EM4 + 2 Liter molase dan air bersih sebanyak 200 liter diaduk lalu difermentasi selama 4-7 hari.)
Larutan EM4 fermentasi serupa kembali dibuat dan dialirkan
ke lahan petak sawah pada pengolahan kedua yaitu saat penggaruan atau
pengemburan. Dilanjutkan dengan pembuatan alur tanam/lubang tanam dengan jarak
tanam 30cmx30. benih padi hasil peraman selama dua hari pada karung basah yang
sudah keluar calon akar lalu dimasukan ke lubang yang dibuat sebelumnya. Benih
yang ditanam hanya 1 benih kedalam satu lubang tanam
Penyemprotan pupuk Bokashi cair pada tanaman dilakukan
setelah 7 hari dari penanaman, dosis
larutan bokashi, 5-10cc EM4/liter air,
penyemprotan diulangi kembali ketika tanaman berumur 15 hari setelah
tanam (HST) dengan dosis 2lt EM-4/ha (dosis pelarutan 1 ltr/100 air
bersih). Hal tersebut juga dilakukan
saat padi berumur 30 dan antara 50-55 HST.
Penyiangan rumput dilakukan di seputar daerah tempat tumbuh
padi secara peridik dilakukan setelah tanaman berumur 10, 20, 30, 40, dan 50
HST. Untuk mengatasi Hama padi, pestisida
organic disemprotkan pada tanaman padi saat timbul gejala serangan hama.
Setelah panen, dari hasil pengamatan di lapang dtemukan
bahwa varietas padi Situ bagendit yang ditanam menggunakan sistem penanaman
Padi secara SRI tabela didukung pupuk cair EM-4 memiliki keunggulan dari padi
lokal (Ciherang) yang biasa ditanam oleh petani. Keunggulan tersebut terlihat
dari jumlah anakan dan gabah isi yang
berpengaruh terhadap hasil panen.
Vaietas padi Situ Bagendit yang ditanam didemplot EM4 mempunyai anakan lebih banyak, rata-rata
pertanaman 30-50 anakan, berbeda dengan
varietas Ciherang yang rata-rata 10-15 anakan pertanaman, selain itu,
presentasi gabah kosong lebih sedikit dibandingkan varietas ciherang yang bisa
mencapai sekitar 20%.
Sarmo Saputro selaku kepala Cabang
Jawa Tengah PT. Songgolanggit Persada. Yang datang ke Pemalang dan
menyaksikan pemanenan demplot EM4 terperangah dengan varietas Situ
bagendit yang ditanam.”Situ bangendit lebih unggul dari varietas lokal,
terlihat dari banyak jumlah anakan ,”ujar
pria berpenampilan low profil ini.
Penelitian akan terus lanjutan dan
diawasi oleh Tim Marketing EM4 dari Brebes, yang dikomandoi oleh Ananto selaku Marketing EM4 di Brebes.
Penelitian ini akan disupport oleh PT. SP cabang Janteng. Sedankan demplot padi
menggunakan metode penanaman padi SRI Murni dimana ada persemaian 5-7 hari,
sebelum tanam.(Dedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar