EM Perikanan dan Tambak
Perbaiki Budidaya Tambak Udang
Budidaya
tambak udang bukan sesuatu yang mudah.
Salah urus, bisa-bisa
udang yang dipelihara mati sebelum dipanen. Kini saatnya, petambak memperbaiki
sistem budidaya udang dengan menggunakan teknologi EM Perikanan dan Tambak.
Dewasa ini semakin banyak ditemukan
kegagalan-kegagalan panen dalam budidaya tambak udang akibat terganggunya
ekosistem lingkungan air dan tanah dasar tambak akibat pembusukan sisa-sisa
pakan, kotoran dan tubuh udang yang mati.
Pola aplikasi tambak
dengan teknologi Effektif Microorganisme
(EM4) pengolahan tambak, merupakan solusi memperbaiki sistem budidaya tambak,
baik tambak dengan sistem tradisional, intensif maupun polikultur yang selama
ini, tengah resah mencari jawaban problem yang dihadapinya. Persoalan
yang dihadapi itu misalnya, pertumbuhan udang yang lambat, daya tahan yang
lemah serta mudahnya terserang penyakit hingga mengalami kematian.
Teknologi
EM pengolahan tambak adalah kultur campuran cair mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
mikroorganisme yaitu bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas
sp), bakteri asam laktat (Lactobacillus Spp), Actinomycetes,
Streptomyces sp, jamur fermentasi (Aspergillus, sp) dan ragi atau yeast (sacharomyces sp).
Mikroorganisme
pada EM pengolahan tambak yang bisa diaplikasikan pada perikanan air tawar ini,
berfungsi memfermentasi bahan organik menjadi senyawa – senyawa organik yang
tidak beracun. Mengubah proses pembusukan bahan organik menjadi proses
fermentasi.
H.
Fathoni (65) asal Indramayu, adalah petambak yang tergabung dalam binaan PT.
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Indramayu ini, sangat welcome dalam penerapan teknologi EM4. Pasalnya,
sudah berkali-kali budidaya tambaknya selalu gagal karena pertumbuhan udang
sangat lambat, sering terserang penyakit dan sangat sulit meningkatkan produksi. Kondisi
ini juga dialami oleh hampir seluruh petambak di kabupaten yang terkenal dengan
buah mangga Indramayu tersebut.
Aplikasi EM Pengolahan Tambak
Untuk
mengolah tambak dengan teknologi EM4, langkah pertama adalah pengeringan tambak agar tanah dasar tambak terjemur sinar
matahari, pengeringan ini bertujuan agar hama seperti siput, tiram, srindit,
dan bakteri penyebab penyakit mati, serta untuk memperbaiki reaksi bio-kimiawi
tanah (Redoks) berlangsung dengan baik.
Kemudian, pengangkatan tanah dasar dan perbaikan bangunan
tambak bertujuan agar tanah dasar yang penuh dengan sisa bahan organik diangkat
dan ditaruh diatas pematang dan perbaikan bangunan tambak. Selanjutnya areal tambak
dijemur 2 – 3 hari, kemudian di cek pH tanah dasar untuk menentukan dosis
pengapuran. Selanjutnya dilakukan penyuburan lahan tambak, untuk meningkatkan
jumlah pakan alami, pemupukan ini dilakukan dengan mempergunakan pupuk organik
(bokashi).
Perlakukan saat pemeliharaan (pengolahan air), EM
sangat diperlukan. Begitu juga saat pergantian air, perlakukan saat pemberian
pakan (disemprotkan ke dalam pakan).
Dari hasil
penelitian yang dilakukan tim Ahli PT. Songgolangit pada lahan tambak milik H.
Fathoni, dapat diketahui EM4 dapat mengatasi pencemaran air akibat
akumulasi limbah organik.
Dalam budidaya organik, pemberantasan hama dan
penyakit dilakukan dengan pestisida
alami, seperti saponin yang berasal dari bungkil teh. Umumnya kandungan saponin dalam bungkil teh
di Indonesia berkisar antara 10 – 15%, saponin inilah yang digunakan sebagai
racun dan dosis penggunaannya antara 150 - 200 kg per ha. Penggunaan saponin ini akan efektif pada
siang hari sekitar pukul 12.00 – 14.00, daya racunnya akan meningkat dengan
naiknya salinitas
Keuntungan lain menggunakan teknologi EM4, dapat meningkatkan
daya tahan, memfermentasikan sisa pakan,
kotoran dan cangkang yang terdapat di
dasar tambak, juga mengurai gas amoniak, methan dan hidrogen sulfida yang dapat
mengganggu kehidupan udang.
EM4 juga mampu
meningkatkan oksigen terlarut (DO) sehingga air menjadi bersih dan tidak perlu
penggantian air berulang-ulang karena
kualitas air tetap terjaga serta aman bagi lingkungan.
Untuk
mendongkrak hasil produksi, syaratnya
air dalam tambak harus terhindar dari pencemaran bahan kimia. Sementara
mengatasi pencemaran air sendiri kuncinya hanya dengan teknologi EM pengolahan
tambak. Kenapa? Karena EM berperan sebagai stabilisator lingkungan tanah dasar
tambak yang berlangsung secara alami akibat proses fermentasi. Untuk itu,
teknologi EM sangat tepat diterapkan untuk menanggulangi masalah tersebut. (A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar