Budidaya Lele Lebih Mantap Dengan EM4
Budidaya
lele memang paling mudah dibandingkan dengan budidaya ikan lainnya seperti
Mujair, gurame dan lainnya, namun dengan teknologi EM4 lebih mantap lagi
Budi
daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup
diperhitungkan saat ini. Apabila diperhatikan, banyak terdapat penjual
pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang
membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi dipasaran dan
membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Apalagi
ternak lele relatif lebih mudah
bila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, mujair atau
gurame karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan.
Adalah
Dumari (48) tahun dari Desa Tepus Wetan, Surodadi, Megelang Jawa Tengah yang
sudah 3 tahun menggeluti usaha bdidaya ikan lele di samping pekerjaan rutinnya
sebagai petani.
Untuk
menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
bokashi yang di fermentasi dengan EM4 sangat diperlukan. Karena bokashi
mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam
humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan
jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem
kolam yang seimbang. Perlakuan bokashi dilakukan pada saat oleh lahan dengan
cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu
pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.
Dengan
Keuntungan lain menggunakan teknologi EM4 yang dialami Hasan adalah,
meningkatkan daya tahan dan kesehatan ikan, memfermentasikan sisa pakan serta
dapat membuat pakan alami bagi ikan. Pada zat-zat berbahaya yang terdapat pada
dasar kolam, Em perikanan dapat menguraikan gas amoniak, methan dan hidrogen
sulfida sehingga tidak berbahaya.
EM4 juga mampu
meningkatkan oksigen terlarut (DO) sehingga air menjadi bersih dan tidak
diperlukan penggantian berulang-ulang karena
kualitas air tetap terjaga serta aman bagi lingkungan.
Untuk mendongkrak
produksi ikan lele, syaratnya air harus
bagus dan terhindar dari pencemaran. Sementara mengatasi pencemaran air sendiri
kuncinya hanya dengan teknologi EM4.
Pemberian
EM4 cair juga sangat diperlukan karena kemerosotan kualitas air sering dihadapi
para peternak. Limbah-limbah tersebut akan menimbulkan gas-gas beracun yang
menyebabkan terjangkitnya penyakit ikan karena mengalami stress. Limbah
tersebut juga mengakibatkan produksi akan merosot dan menimbulkan kematian.
Karena dengan aplikasi EM4, kini peterbak
mantap memakai teknologi ini. ‘’Mudah-mudahan produksi kali ini lebih
meningkat,’’kata Dumari yang sudah satu tahun ini menggunakan EM4.. (A}
TPA
Rawa Kucing Konsen Membuat Bokashi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa
Kucing Tanggerang sekarang ini konsen menjadikan sampah organic menjadi kompos
(bokashi) berkualitas. Pembuatan bokashi di TPA Rawa Kucing telah mulai
dilakukan sejak tahun 2001 oleh salah satu LSM di Kota Tangerang. Hampir dua
tahun kemudian, tepatnya pada pertengahan tahun 2002, secara formal Dinas PU
melakukan pengembangan terhadap kegiatan tersebut, baik dan segi kapasitas
produksi maupun perbaikan metode pelaksanaan dan peralatan.
Sampai saat ini kapasitas pengolahan
sampah yang dilakukan oleh Unit Pengolah Sampah Organik TPA Rawa Kucing (UPSO
TPA Rawa Kucing) adalah antara 25-50 m3/hari yang menghasilkan 500-1000 Kg
kompos murni per hari.
Untuk mendapatkan pupuk organik dengan
komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan, maka dilakukan fermentasi dengan
EM4 dan juga dilakukan pencampuran dengan bahan tambahan seperti kotoran ternak
(Ayam, Kambing, Sapi).
Pengembangan pengolahan sampah organik
menjadi kompos terus dilakukan secara bertahap oleh Unit Pengolahan Sampah
Organik TPA Rawa Kucing. Selain kompos, TPA Rawa Kucing juga melakukan
penelitian mengenai pemanfaatan leachate (yang dihasilkan dari proses
komposting) menjadi pupuk cair. Untuk menguji kualitas kompos dan pupuk cair
yang dihasilkan dari TPA Rawa Kucing, juga dilakukan uji coba pemanfaatan
kompos. Uji coba telah dilakukan pada lahan di TPA Rawa Kucing dan
Sangego-Bayur dengan komoditas yang bervariasi serta bekerja sama dengan petani
tanaman hias yang ada di Kota Tangerang.
Pihaknya TPA Rawa Kucing juga berharap masyarakat ikut berperan serta dalam
penanganan sampah ini yang antara lain bisa dilakukan dengan melakukan
pemilahan secara dini antar sampah organic dan anorganik. Hal tersebut sudah
mulai diajarkan kepada masyarakat, dengan menyediakan tempat sampah yang
terdiri dari dua bagian, satu untuk sampah organik dan satu untuk sampah
anorganik di tempat-tempat umum.(A)
Produski Bawang Meningkat Berkat EM4
Satu – satunya
sentra produksi bawang merah di bali adalah kaldera Gunung Batur, antara lain
Desa Kedisan, Songan Bali. Di daerah ini para petani menanam bawang merah
sambung menyambung hampir tidak pernah putus. Karena bawang merah ini ditanam
pada tanah pasir dengan suhu panas disiang hari, maka tanaman bawang merah
setiap hari harus disemprot dengan air danau.
Untuk
meningkatkan produksi Wayan. Oka seorang pengurus KTNA Kabupaten. Badung sekaligus
sebagai pedagang atau penyalur sarana produksi pertanian membuat demplot dengan
menggunakan teknologi EM4.
Tempat yang strategis untuk
melaksanakan demplot terletak di Subak Lepud Banjar Gegeran Desa Baha
Kecamatan. Mengwi, Kabupaten. Badung. Hasilnya cukup bagus diantaranya, jumlah
daun yang akan mengarah kepada jumlah siung per rumpun, produktifitas EM4 lebih
tinggi, dikonversi ke hektar, rata – rata produksi EM4 mencapai 11, 28 ton dan
perlakuan bibit berupa perendaman dengan EM4 sebelum tanam atau penyiraman
dengan EM4 aktif ditambah FPE sangat membantu untuk mengurangi angka kematian
‘’Produksi
dengan formula EM4 lebih tinggi dari pada produksi dari formula pupuk cair
organic lainnya, Sayang sekali tidak ada pembanding yang menggunakan pupuk
kimia sebagai control,’’kata Oka
Memang
berdasarkan pengalaman masing-masing petani, penggunaan pupuk organik hasilnya
lebih bagus dibandingkan mereka yang menggunakan pupuk kimia.
Memang
teknologi EM4 memiliki 3 aspek penting yakni aspek antiokasidan, deion dan
aspek rejuvinasi. Selain itu sebagian besar mikroorganisme EM4 adalah
mikroorganisme fermentasi dan menghasilkan hormon, enzim, vitamin dan
mikroelemen. Semuanya akan meningkatkan vitalisasi dari bibit yang ditanam serta
menekan pertumbuhan patogen yang dapat menyerang tanaman. Karena itu, akan
lebih baik lagi apabila bibit bawang yang akan ditanam dicelupkan atau direndam
terlebih dahulu dengan larutan EM4 dengan konsentrsi 2 – 5 cc per liter air.
Produksi bawang
merah didaerah ini oleh para petani di Bali
kebanykan digunakan untuk bibit. Harga bibit tentu lebih tinggi dari pada harga
untuk konsumsi.
Teknologi EM
yang diperkenalkan oleh Prof. Dr. Turou Higa telah terbukti dapat meningkatkan
kesuburan tanah, menekan pathogen, meningkatkan produksi baik kualitas maupun
kuantitas. Oleh sebab itu melalui Teknologi EM para petani di Bali
di harapkan dapat tertarik bertani bawang merah.. (A)
EM4 Peternakan Efektif Menjaga Kesehatan Ternak Sapi
Usaha ternak sapi bagi masyarakat sebenarnya sudah lama
dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan yang bersifat sampingan. Beda dengan
Kepala Desa Baratan, H. Irwan Kecamatan Patrang, Jember Jawa Timur, yang serius
mengelola usaha penggemukan sapi dengan hasil yang sangat lumayan.
‘’Sekarang ini saya memiiki 50 ekor
sapi yang gemuk-gemuk, karena kesehatannya selalu terjaga. Untuk menjaga
kesehatan ternak salah satunya dengan menggunakan EM4 peternakan,’’kata Irwan.
Sebelum menggunakan EM, ternak sering terkena
penyakit seperti cacingan, mencret-mencret serta gatal-gatal. Karena pengaruh
bau kotoran sehingga mengundang hama
dan lalat untuk datang ke kandang tersebut. Namun sejak menggunakan EM4, ternak
lebih sehat, tidak mudah sakit, kandang tidak berbau dan napsu makannya
meningkat.
Usaha penggemukan sapi juga relevan dengan upaya
pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa
penggemukan cukup besar volumenya, berguna untuk pertanian salah satunya memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah.
Di
kabupaten Jember dengan ketersediaan lahan potensi pertanian yang tersedia
cukup baik dan sangat potensial untuk dikembangkan ternak sapi potong.
Dengan EM peternak juga bisa mengusahakan
peternakannya lebih sehat, tidak menimbulkan polusi bau dan bebas dari
keracunan serta menghasilkan produk yang lebih sehat, rendah kolesterol, bebas
residu kimia. Sedang pengaruh EM4 terhadap ternak sapi, mencegah bau tidak sedap pada kandang dan tempat pembuangan
kotoran ternak, mengurangi jumlah lalat dan serangga ternak;Memperbaiki kesehatan
ternak, mengurangi ketegangan
(stres) ternak, memperbaiki mutu daging ternak,, memperbaiki kesuburan ternak,
dan memperbaiki mutu kotoran ternak.
Memang, usaha sapi potong pada saat ini menguntungkan.
Pasalnya, permintaan pasar terus meningkat. Indonesia dengan
jumlah penduduk di atas 220 juta jiwa membutuhkan pasok daging yang besar.
Peternakan domestik belum mampu memenuhi permintaan daging dari warganya.
Timpangnya antara pasokan dan permintaan, ternyata masih tinggi.
Tidak mengherankan, masalah utama usaha sapi potong di Indonesia
terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya. Sementara
laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan
penduduk tidak
mampu diimbangi oleh laju peningkatan populasi sapi potong dan pada gilirannya
memaksa Indonesai selalu melakukan impor baik dalam bentuk sapi hidup maupun
daging dan jeroan sapi. (A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar