Belimbing Dewa Organik
Depok
Pilihan Usaha
Belimbing
Depok kini makin dikenal masyarakat. Bahkan sudah sampai pasaran eropa. Warnanya
kuning kemerahan, ukurannya cukup besar (150 gram-350 gram per buah), serta
rasanya manis dan segar karena itu tidak salah, buah ini dijadikan maskot Kota
Depok sebagai salah satu primadona agrobisnis masyarakat Kota Depok Jawa Barat.
Varietas
Belimbing Dewa-Dewi ini banyak dibudidaya masyarakat Depok di 6 kecamatan yaitu
Sawangan, Pancaran Mas, Sukmajaya, Cimanggis, Limo dan Beji. Salah satu petani
Belimbing Dewa yang berhasil dari Kecamatan Sawangan adalah Syukron Muchtar
(36th)
Syukron yang
asli putra Depok ini merupakan petani belimbing organik yang cukup berhasil. Dengan
usaha ini, Syukron yang juga memiliki usaha catering mampu menciptakan lapangan
kerja baru bagi masyarakat sekitar. Tak hanya itu, Syukron yang memiliki lahan 1 hektar budidaya Belimbing di
percaya memimpin Kelompok Tani Prima Nusantara (KTPN)
yang ada diwilayah itu. Kelompok ini beranggotakan petani Belimbung, petani
Buah Jambu Merah dan peternak hewan kambing.
‘’Ketertarikan saya
memulai usaha bididaya belimbing dan jamu merah ini terdorong karena
pemanfaatan limbah dari usaha catering yang saya jadikan pupuk organik bokashi
dengan teknologi EM4. Dulu saya sanksi dengan pupuk organik, namun setelah
ditritmen buah belimbing berbuah lebih lebat, pohon kelihatan sehat, buahnya besar-besar,
lebih manis, tahan lama, dan organik tentunya,’’katanya. Budidaya Tanaman Belimbing, (Averrhoa Carambola) memang tak mudah Perlu dilakukan perawatan. Untuk mendapatkan buah belimbing yang bagus, penampilannya mulus, dan rasanya manis, tanaman butuh perawatan yang memadai. Perawatan tanaman dimulai sejak bibit ditanam hingga tanaman tersebut terus berproduksi (25 - 30 tahun). Perawatan itu meliputi penyiraman, pemangkasan, dan penjarangan buah dan yang tak kalah pentingnya adalah pemupukan.‘’Saya merasakan pupuk organik dengan teknologi EM4 mampu memberikan hasil yang berkualitas disamping bebas residu kimia,’’jelasnya.
Untuk memenuhi keperluan pupuk organik, baik bokashi padat maupun bokashi cair, Sukron membuatnya sendiri.’’Saya memiliki 100 ternak kambing yang siap menghasilkan pupuk organik, tak hanya itu air seni ternakpun saya manfaatkan untuk pupuk cairnya,’’katanya Penggunaan bokashi juga sedikit, untuk satu lubang bibit buah belimbing jarak 6 x 6 cm hanya 20 kg bokashi selama 1 tahun, kemudian setiap seminggu sekali disirami pupuk cair yang telah difermentasi. Setelah umur 2 tahun diberi pupuk bokashi padat kembali perpohon 30 kg dan pupuk cair fermentasi air seni ternak yang telah diencerkan dengan air 1 liter / pohon. Setelah usia 3 tahun belimbing sudah aktif berproduksi. ‘’Sebetulnya satu tahun juga sudah mulai belajar berbuah tapi untuk menghasilkan produksi yang bagus, diusia 3 tahun 1 pohon belimbing bisa menghasilkan antara 100 -150 buah. Sedang pada usia 4 dan selanjutnya, 1 pohon belimbing bisa menghasilkan 200 – 500 buah bahkan lebih. Menurut Pria bersahaja ini, budidaya belimbing sangat menguntungkan, apalagi dengan menggunakan pupuk organik. Karena biayanya lebih murah dengan hasil yang berkualitas tentunya. ‘’Jadi Belimbing Dewa dewi organik memiliki beberapa kelebihan diantaranya kandungan air lebih tinggi daripada belimbing-belimbing lain, sehingga lebih tahan lama. Dalam ruangan sejuk, belimbing ini mampu mempertahankan kesegarannya hingga satu minggu, sedangkan yang lain hanya dua hingga tiga hari,’’katanya.
Untuk memenuhi keperluan pupuk organik, baik bokashi padat maupun bokashi cair, Sukron membuatnya sendiri.’’Saya memiliki 100 ternak kambing yang siap menghasilkan pupuk organik, tak hanya itu air seni ternakpun saya manfaatkan untuk pupuk cairnya,’’katanya Penggunaan bokashi juga sedikit, untuk satu lubang bibit buah belimbing jarak 6 x 6 cm hanya 20 kg bokashi selama 1 tahun, kemudian setiap seminggu sekali disirami pupuk cair yang telah difermentasi. Setelah umur 2 tahun diberi pupuk bokashi padat kembali perpohon 30 kg dan pupuk cair fermentasi air seni ternak yang telah diencerkan dengan air 1 liter / pohon. Setelah usia 3 tahun belimbing sudah aktif berproduksi. ‘’Sebetulnya satu tahun juga sudah mulai belajar berbuah tapi untuk menghasilkan produksi yang bagus, diusia 3 tahun 1 pohon belimbing bisa menghasilkan antara 100 -150 buah. Sedang pada usia 4 dan selanjutnya, 1 pohon belimbing bisa menghasilkan 200 – 500 buah bahkan lebih. Menurut Pria bersahaja ini, budidaya belimbing sangat menguntungkan, apalagi dengan menggunakan pupuk organik. Karena biayanya lebih murah dengan hasil yang berkualitas tentunya. ‘’Jadi Belimbing Dewa dewi organik memiliki beberapa kelebihan diantaranya kandungan air lebih tinggi daripada belimbing-belimbing lain, sehingga lebih tahan lama. Dalam ruangan sejuk, belimbing ini mampu mempertahankan kesegarannya hingga satu minggu, sedangkan yang lain hanya dua hingga tiga hari,’’katanya.
Analisis Usaha Budidaya
Potensi produksi
buah belimbing yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif,
dengan jarak tanam antara 6x 6 m, bila
populasi tanaman belimbing per hektar antara 250–400 pohon dengan potensi
produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun, dan berat per buah rata-rata 160 gram,
maka dapat dihasilkan/tingkat produksi per hektar mencapai 6–19 ton buah
belimbing.
Pada panen raya
belimbing, harga belimbing rata-rata mencapai Rp. 5.000,- per kg. Maka kita
dapat menghitung berapa Rupiah besar penghasilan yang didapat dalam 1 hektar
per tahun. Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi yang dikeluarkan,
seperti: pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dan lain-lain.
Prospek
pemasaran belimbing di dalam negeri diperkirakan makin baik. Hal ini antara
lain disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dan semakin banyaknya konsumen
menyadari pentingnya kecukupan gizi dari buah-buahan. Maka untuk mencapai
kecukupan gizi yang sesuai dengan anjuran FAO menargetkan rata-rata 60 Kg per
kapita per tahun.
Salah satu jenis
buah potensial yang mudah dibudidayakan untuk mendukung pencapaian target
tersebut adalah belimbing. Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat,
peningkatan permintaan tersebut adalah sebesar 6,1 %/tahun (1995–2000), 6,5
%/tahun (2000–2005), 6,8 %/tahun (2005–2010), dan mencapai 8,9 %/tahun (2010 -
2015).
Jelaslah bahwa prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara
intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun Tabulampot.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar