Dengan Teknologi EM4,
Pertumbuhan Budidaya Lele Lebih Maksimal
Produktifitas yang tinggi
pada budidaya lele tanpa didukung penguasaan teknologi bidang perikanan akan
menimbulkan banyak masalah seperti pertumbuhan yang tidak maksimal, menimbulkan
bau tak sedap serta dapat menimbulkan kematian pada ikan.
Pengolahan yang baik itu salah
satunya dengan menggunaka teknologi EM4. yang berguna
untuk meningkatkan bakteri pengurai pada bahan organic, menekan pertumbuhan
bakteri pathogen, menstimulasi enzim pencernaan dan meningkatkan kualitas air.
Sehingga EM4 bermanfaat untuk Meningkatkan
pertahanan tubuh ikan, meningkatkan pertumbuhan dan size ikan. Meningkatkan
imunostimulan atau daya tahan ikan, meningkatkan daya tahan tubuh ikan sehingga
mengurangi pengunaan Antibiotik. Efisiensi energi dan pengelolaan kualitas air,
memfermentasi sisa pakan, kotoran, di dasar air. Meningkatkan oksigen terlarut
(DO) dan air menjadi bersih sehingga tidak diperlukan penggantian air
berulang-ulang. Menguraikan gas-gas amoniak, metan dan hydrogen sulfide. Mempertahankan kualitas linkungan dan Aman dan Ramah lingkungan.
Salah satu yang
merasakan manfaat dari teknologi EM4 adalah Usaha budidaya lele jenis Sangkuriang
sebagai Pilot Projec PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Di Cinere Depok Jawa Barat.
Menurut M. Basuki, program CSR PT PLN ini dimaksudkan untuk
pemanfaatan lahan produktif pertanian terpadu di kawasan SUTET. Bentuknya
adalah pemanfaatan lahan yang diwujudkan
dengan budidaya ikan lele di kolam terpal
‘’Dengan pembinaan ini diharapkan para petani dapat
menjadi wirausaha yang andal dalam budidaya ikan lele menggunakan terpal. Kita
sudah menguji budidaya perikanan di bawah SUTET dan ternyata berhasil dan ini
kita terapkan di lapangan dengan para petani, cukup bagus” katanya.
Menurut Basuki, usaha ini sebagai bentuk kepedulian
terhadap masyarakat yang dilewati SUTET maka PT. PLN (persero) P3B Jawa Bali
membuat pilot Projec ‘’Teknik budidaya lele dumbo dengan memanfaatkan lahan
yang berada di lingkungan kantor yang nantinya dijadikan cikal bakal
pemberdayaan masyarakat di bawah SUTET. Selain itu juga untuk membuktikan usaha
si bawah Sutet Tidak berbahaya.
Selain pemanfaatan bahan organic dengan EM4, kajian ilmih
bekerja sama dengan UGM Jogyakarta bidang Microbiologi, pertanian dan
perikanan. Sedang referensi bibit lele di dapatkan dari BPBAT (BAlai Penelitian
Budidaya Ikan Air Tawar) propinsi Jawa Barat Sukabumi dan Subang.
Ikan lele memang merupakan
salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat
Indonesia
terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya
relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya
ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia
pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh
lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Jenis yang di kembangkan
adalah lele sangkuriang. Lele jenis sangkuriang selain memilki produktifitas
yang tinggi juga dapat diproduksi dalam jumah yang lebih banyak dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan dengan budidaya lele dumbo biasa. Rasa lele
sangkuriang juga lebih enak sehingga lebih disukai orang.
Seperti halnya sifat biologi
lele dumbo terdahulu, lele jenis Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam
ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta,
udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya,
penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar
terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar