EM4 Menepis Kekhawatiran Akan Penyakit Pada Ayam Arab
Ayam arab pada masa sekarang
ini agaknya mulai menjadi alternatif yang menjanjikan untuk menopang ekonomi
pendapatan rumah tangga, bahkan jika diusahakan dengan sungguh-sungguh dan menjaga kebersihan lingkungan
ternak dengan teknologi yang tepat seperti penggunaan EM4, setidaknya dapat
menepis rasa kekhawatiran tentang penyakit berbahaya bagi manusia seperti flu
burung.
Hal inilah yang dilakukan Ketut Darmawan yang beternak ayam arab di belakang rumahnya di Desa Tangkas Kabupaten Klungkung Bali. Dengan menggunakan Produk EM4, ternak ayam arannya itu terbebas dari penyakit. ‘’ Dengan lingkungan yang bersih tak hanya ternak yang metasa nyaman tetapi lingkungan sekitarpun tak terganggu karena bau yang kurang sedap. Dengan EM4 bau yang menyengat dari kotoran ayam tersebut dapat diredm,’’kata Ketut yang saat ini bekerja di Dinas Peternakan ini.
Istilah ayam buras muncul pd awal dekade 1980-an, ketika Pemerintah RI mengenalkan program Intab. Program ini berupaya meningkatkan produktivitas & daya reproduksi ayam kampung, melalui pemeliharaan semi-intensif (umbaran terkurung) & pemeliharaan intensif (kandang batterei & litter).
Di Indonesia, Ayam arab pertama kali dipelihara di Malang, tahun 1995, dan dipelihara bersama-sama ayam kampung dalam sistem pemeliharaan ekstensif (diumbar). Tentu keturunan ayam arab ini sudah tidak murni lagi, telah terjadi persilangan antara ayam arab dan ayam kampung.
Secara genetis ayam arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging
Keunggulan Ayam Arab antara lain:
·
Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
·
Berat telur 30-35 gram.
·
Warna kerabang telur putih
·
Harga induk tinggi
·
Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil
sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
·
Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan
dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga
kali kawin
·
Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat
mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjiang.
·
Kelemahan Ayam
Arab antara lain:
·
Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya
bisa menimbulkan masalah
·
Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila
dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
·
Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi
tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai
1,1-1,2 kg
Dari segi keuntungan bisa diprediksi jika jumlah pakan untuk ayam arab per 1000 ekornya adalah 80 kg, jadi jumlah biaya untuk pakan sebesar 80X3500=280.000. Sedangkan jumlah produksi telur biasanya berkisar 65%. Jadi BEP pakan saja 280.000/650= 430. Jadi secara kasar jika harga telur ayam arab sekitar 600 an, masih ada sisa sekitar 170 rupiah per butir.
Dari hasil beternak ayam arab ini Ketut Darmawan merasa optimis jika dikelola dengan tekun, sungguh-sungguh dan telaten akan mampu menghasilkan keuntungan ekonomis bagi pendapayan keluarga. (A)
Dari segi keuntungan bisa diprediksi jika jumlah pakan untuk ayam arab per 1000 ekornya adalah 80 kg, jadi jumlah biaya untuk pakan sebesar 80X3500=280.000. Sedangkan jumlah produksi telur biasanya berkisar 65%. Jadi BEP pakan saja 280.000/650= 430. Jadi secara kasar jika harga telur ayam arab sekitar 600 an, masih ada sisa sekitar 170 rupiah per butir.
Dari hasil beternak ayam arab ini Ketut Darmawan merasa optimis jika dikelola dengan tekun, sungguh-sungguh dan telaten akan mampu menghasilkan keuntungan ekonomis bagi pendapayan keluarga. (A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar